Batam: Dua pegawai Bank Riau, Kepulauan Riau, diduga membobol tabungan Sinar, produk tabungan dari Bank Riau, dari tiga nasabah senilai Rp1,3 miliar. Kedua tersangka yakni NH, 37, mantan teller bank dan AS, 42, mantan head teller atau pemimpin seksi pelayanan telah ditangkap dan dilakukan penahanan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Riau.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar (Kombes) Sunarto mengatakan, penyidikan kasus kejahatan perbankan sesuai laporan korban kepada polisi pada 16 Maret 2021, Nomor: LP/102/III/2021/SPKT/RIAU.
"Berawal pada 31 Desember 2015, korban nasabah Hothasari Nasution mendatangi salah satu bank milik pemerintah tempat nasabah menabung untuk melakukan cetak buku tabungan milik ibunya Rosmaniar yang menjadi nasabah bank tersebut. Korban terkejut dengan adanya transaksi penarikan atau pendebetan dari rekening, dan tersisa hanya Rp9.792.044. Padahal dana itu tabungan untuk pensiun," kata Sunarto, di Pekanbaru, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca juga: 19 Kali Letusan Terjadi dalam Sehari di Gunung Ili Lewotolok
Ia menjelaskan, saldo awal rekening Rosmaniar pada 13 Januari 2015 adalah sebesar Rp1.230.900.966. Nasabah terkejut mengetahui berkurangnya jumlah saldo tabungan. Sedangkan nasabah tidak pernah melakukan transaksi apa pun dari rekening atas nama Rosmaniar.
"Setelah melalui pemeriksaan dan pengecekan, ternyata hal tersebut juga dialami oleh dua nasabah lainnya, Hothasari Nasution anak Rosmaniar, dan Hasimah. Kedua nasabah juga mengalami pengurangan saldo tabungan karena ada pihak lain yang melakukan pendebetan tanpa sepengetahuan nasabah.
Para nasabah mengalami kerugian sejumlah Rp1.390.348.076 dengan rincian Rosmaniar Rp1.215.303.076, Hothasari Nasution Rp133.050.000, dan Hasimah Rp41.995.000.
"Penyidik telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap dua tersangka yakni NH, 37, mantan teller bank, dan AS, 42, mantan head teller atau pemimpin seksi pelayanan," ujar Sunarto.
Selain itu, lanjutnya, penyidik juga telah mengamankan sejumlah barang bukti sebanyak 135 lembar slip transaksi asli nasabah Rosmaniar dengan nomor rekening 1152105198, periode 19 Januari 2012 sampai 18 Februari 2015. Kemudian sebanyak 84 lembar slip transaksi asli nasabah Hothasari Nasution dengan nomor rekening 1152000985, periode 23 Desember 2010 sampai 2 September 2013.
Selanjutnya 9 lembar slip transaksi asli nasabah Hasimah dengan nomor rekening 1152116991, periode 14 Agustus 2014 sampai 23 Januari 2015. Dan jurnal aktivitas harian teller NH dengan kode user PPN 160041 periode 2010 sampai 2015.
"Dalam menjalankan aksinya, tersangka NH selaku teller menuliskan dan menirukan tanda tangan nasabah dalam form slip penarikan sehingga dapat melakukan penarikan uang tunai dari rekening nasabah. Sedangkan tersangka AS selaku head teller memberikan user ID berikut password sehingga tersangka NH dapat melakukan 8 transaksi penarikan dari rekening nasabah korban pertama dan satu transaksi dari rekening nasabah kedua," terangnya.
Baca juga: Pemkot Bogor Tunggu Petunjuk Pelaksanaan Larangan Mudik Lebaran
Sejauh ini, tambahnya, penyidik menjerat tersangka dengan sangkaan pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1998 tentang perbankan, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 tahun dan paling lama 15 tahun. Serta denda sekurang-kurangnya Rp10 miliar dan paling banyak Rp200 miliar.
Kemudian Pasal 49 ayat (2) hurub b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1998 tentang Perbankan, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 3 tahun dan paling lama 8 tahun. Serta denda sekurang-kurangnya Rp5 miliar dan paling banyak Rp100 miliar.
Sunarto mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa pekerja bank memiliki potensi untuk melakukan kejahatan tindak pidana perbankan dan bisa melakukan pencurian dana dari rekening nasabah.
"Diingatkan kepada masyarakat atau nasabah harus rajin mengecek saldo, apalagi rekening dormant atau rekening diam," jelasnya. (Rudi Kurniawansyah)
Batam: Dua pegawai Bank Riau, Kepulauan Riau, diduga
membobol tabungan Sinar, produk tabungan dari Bank Riau, dari tiga nasabah senilai Rp1,3 miliar. Kedua tersangka yakni NH, 37, mantan teller bank dan AS, 42, mantan head teller atau pemimpin seksi pelayanan telah ditangkap dan dilakukan penahanan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Riau.
Kepala Bidang Humas Polda Riau Komisaris Besar (Kombes) Sunarto mengatakan, penyidikan kasus kejahatan perbankan sesuai laporan korban kepada polisi pada 16 Maret 2021, Nomor: LP/102/III/2021/SPKT/RIAU.
"Berawal pada 31 Desember 2015, korban nasabah Hothasari Nasution mendatangi salah satu bank milik pemerintah tempat nasabah menabung untuk melakukan cetak buku tabungan milik ibunya Rosmaniar yang menjadi nasabah bank tersebut. Korban terkejut dengan adanya transaksi penarikan atau pendebetan dari rekening, dan tersisa hanya Rp9.792.044. Padahal dana itu tabungan untuk pensiun," kata Sunarto, di Pekanbaru, Selasa, 30 Maret 2021.
Baca juga:
19 Kali Letusan Terjadi dalam Sehari di Gunung Ili Lewotolok
Ia menjelaskan, saldo awal rekening Rosmaniar pada 13 Januari 2015 adalah sebesar Rp1.230.900.966. Nasabah terkejut mengetahui berkurangnya jumlah saldo tabungan. Sedangkan nasabah tidak pernah melakukan transaksi apa pun dari rekening atas nama Rosmaniar.
"Setelah melalui pemeriksaan dan pengecekan, ternyata hal tersebut juga dialami oleh dua nasabah lainnya, Hothasari Nasution anak Rosmaniar, dan Hasimah. Kedua nasabah juga mengalami pengurangan saldo tabungan karena ada pihak lain yang melakukan pendebetan tanpa sepengetahuan nasabah.
Para nasabah mengalami kerugian sejumlah Rp1.390.348.076 dengan rincian Rosmaniar Rp1.215.303.076, Hothasari Nasution Rp133.050.000, dan Hasimah Rp41.995.000.
"Penyidik telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap dua tersangka yakni NH, 37, mantan teller bank, dan AS, 42, mantan head teller atau pemimpin seksi pelayanan," ujar Sunarto.