Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membatalkan penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) di 15 SMP selama 10 hingga15 hari ke depan. Pasalnya, ditemukan 25 murid, seorang guru, dan seorang staf tata usaha (TU) sekolah terpapar covid-19.
"Sudah dibahas antara Dindik (Dinas Pendidikan) dan Dinkes (Dinas Kesehatan), jadi sekolah itu diliburkan dulu sementara," ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Kamis, 30 September 2021.
Pihaknya akan melakukan skrining tes covid-19 di SMP yang menggelar PTM. Pihaknya bakal melakukan skrining covid-19 menggunakan tes PCR kepada murid-murid secara acak dari setiap kelas di sebuah SMP.
"Kemarin diarahkan dari Menkes (Menteri Kesehatan) bikin polling sistem. Jadi satu kelas diambil sampel satu saja. Kalau ada yang positif, baru diperiksa satu-satu," jelasnya.
Arief menjelaskan, akan mewajibkan semua guru SMP negeri dan swasta yang mengajar langsung di sekolah disuntik vaksin covid-19.
Baca: 1.759 SMA, SMK, dan SLB di Jabar Lakukan PTM
"Guru yang belum divaksinasi covid-19 dilarang memasuki area sekolah," ucap dia.
Dia menambahkan, hal tersebut serupa dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di kantor, di mana pegawai yang belum disuntik vaksin covid-19 dilarang masuk kantor.
"Sama dengan kebijakan aplikasi PeduliLindungi buat di kantor-kantor. Kalau dia belum divaksin, enggak boleh masuk ke kantor," katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar tes PCR terhadap siswa dan tenaga pengajar di 18 SMP di wilayah tersebut. Hasilnya, 25 siswa, satu guru, satu staf tata usaha (TU) dari SMP berbeda terpapar covid-19. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, mengatakan tes PCR dilakukan terhadap 1.000 murid, guru, hingga staf TU, pada tanggal 28-29 September 2021.
Arief menjelaskan tindak lanjut dari temuan tersebut, pihaknya mewajibkan adanya satgas covid-19 di setiap kelas di SMP yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Selain itu, pihaknya bakal melakukan penelusuran (tracing) kepada keluarga dari 27 orang yang positif covid-19 tersebut. "Jangan sampai akhirnya penerapan PTM jadi klaster sekolah," ucap dia.
Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang membatalkan penerapan p
embelajaran tatap muka (PTM) di 15 SMP selama 10 hingga15 hari ke depan. Pasalnya, ditemukan 25 murid, seorang guru, dan seorang staf tata usaha (TU) sekolah terpapar covid-19.
"Sudah dibahas antara Dindik (Dinas Pendidikan) dan Dinkes (Dinas Kesehatan), jadi sekolah itu diliburkan dulu sementara," ujar Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, Kamis, 30 September 2021.
Pihaknya akan melakukan skrining tes covid-19 di SMP yang menggelar PTM. Pihaknya bakal melakukan skrining covid-19 menggunakan tes PCR kepada murid-murid secara acak dari setiap kelas di sebuah SMP.
"Kemarin diarahkan dari Menkes (Menteri Kesehatan) bikin polling sistem. Jadi satu kelas diambil sampel satu saja. Kalau ada yang positif, baru diperiksa satu-satu," jelasnya.
Arief menjelaskan, akan mewajibkan semua guru SMP negeri dan swasta yang mengajar langsung di sekolah disuntik vaksin covid-19.
Baca: 1.759 SMA, SMK, dan SLB di Jabar Lakukan PTM
"Guru yang belum divaksinasi covid-19 dilarang memasuki area sekolah," ucap dia.
Dia menambahkan, hal tersebut serupa dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi di kantor, di mana pegawai yang belum disuntik vaksin covid-19 dilarang masuk kantor.
"Sama dengan kebijakan aplikasi PeduliLindungi buat di kantor-kantor. Kalau dia belum divaksin, enggak boleh masuk ke kantor," katanya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar tes PCR terhadap siswa dan tenaga pengajar di 18 SMP di wilayah tersebut. Hasilnya, 25 siswa, satu guru, satu staf tata usaha (TU) dari SMP berbeda terpapar covid-19. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, mengatakan tes PCR dilakukan terhadap 1.000 murid, guru, hingga staf TU, pada tanggal 28-29 September 2021.
Arief menjelaskan tindak lanjut dari temuan tersebut, pihaknya mewajibkan adanya satgas covid-19 di setiap kelas di SMP yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Selain itu, pihaknya bakal melakukan penelusuran (tracing) kepada keluarga dari 27 orang yang positif covid-19 tersebut. "Jangan sampai akhirnya penerapan PTM jadi klaster sekolah," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)