Jakarta: Satreskrim Polres Jember menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus teror pembagian makanan ringan wafer berisi silet dan benda tajam lainnya ke anak-anak. Olah TKP digelar di kediaman pelaku di Jalan Manggis, Jember Lor, Patrang Jember dengan penjagaan ketat aparat kepolisian.
Pelaku AB, 43, diminta menunjukkan cara proses pembuatan mulai dari wafer yang tersegel pabrik hingga dapat diselipkan serpihan silet, staples hingga paku. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan sejumlah peralatan yang digunakan pelaku membuat wafer isi silet di samping rumahnya.
Baca: Peneror Wafer Berisi Silet di Jember Ditangkap
Kapolres Jember AKBP Arif Rahman mengatakan motif pelaku karena kesal sering dikirim benda maupun makanan oleh orang tidak dikenal. Sebaliknya AB mengaku dengan membagikan wafer isi silet itu dapat terhindar dari tolak bala.
"Kami masih menguji keterangan dari pelaku karena sering berubah-ubah. rencananya AB akan diperiksakan ke psikiater untuk memastikan kondisi kejiwaannya," terangnya.
Peristiwa teror dilakukan pelaku pada Sabtu, 31 Juli kemarin. Saat itu di TKP ada seorang anak berusia 6 tahun yang didatangi pria tidak dikenal dan bermaksud memberikan tiga buah makanan ringan berupa wafer, namun anak tersebut enggan menerima pemberiannya.
Jakarta: Satreskrim Polres Jember menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus teror pembagian makanan ringan wafer berisi silet dan benda tajam lainnya ke anak-anak. Olah TKP digelar di kediaman pelaku di Jalan Manggis, Jember Lor, Patrang Jember dengan penjagaan ketat aparat kepolisian.
Pelaku AB, 43, diminta menunjukkan cara proses pembuatan mulai dari wafer yang tersegel pabrik hingga dapat diselipkan serpihan silet, staples hingga paku. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan sejumlah peralatan yang digunakan pelaku membuat wafer isi silet di samping rumahnya.
Baca: Peneror Wafer Berisi Silet di Jember Ditangkap
Kapolres Jember AKBP Arif Rahman mengatakan motif pelaku karena kesal sering dikirim benda maupun makanan oleh orang tidak dikenal. Sebaliknya AB mengaku dengan membagikan wafer isi silet itu dapat terhindar dari tolak bala.
"Kami masih menguji keterangan dari pelaku karena sering berubah-ubah. rencananya AB akan diperiksakan ke psikiater untuk memastikan kondisi kejiwaannya," terangnya.
Peristiwa teror dilakukan pelaku pada Sabtu, 31 Juli kemarin. Saat itu di TKP ada seorang anak berusia 6 tahun yang didatangi pria tidak dikenal dan bermaksud memberikan tiga buah makanan ringan berupa wafer, namun anak tersebut enggan menerima pemberiannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
