Batu: Memasuki hari keempat pascabanjir bandang yang menerjang Kota Batu, Jawa Timur, pada Kamis, 4 November 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan 5 warga yang sempat mengungsi di Gedung Kesenian Bulukerto telah kembali ke rumah.
Dari laporan tersebut, dengan demikian pengungsi akibat banjir bandang per-Sabtu, 6 November 2021, tercatat nihil. Kemudian, seluruh 13 korban hilang telah berhasil ditemukan dengan 7 orang meninggal dan 6 orang selamat.
"Selain itu laporan terkini dari lapangan beberapa ruas jalan yang sempat tertutup lumpur dan terputus sudah bisa kembali dilalui," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Minggu, 7 November 2021.
Sebelumnya dilaporkan bahwa banjir bandang telah berdampak pada 89 KK. Sementara itu, kerugian materiel yang tercatat meliputi 35 unit rumah rusak, 33 unit rumah terendam lumpur, 73 unit sepeda motor rusak, 7 unit mobil rusak, 107 hewan ternak hanyut dan 10 kandang ternak rusak berat.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir bandang pemerintah Kota Batu telah menetapkan masa tanggap darurat melalui SK No. 188.45/341/KEP/422.012/2021 selama 14 hari terhitung tanggal 4-17 November 2021.
Baca juga: 10 Penumpang Perahu Hilang di Perairan Raja Ampat Selamat
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) juga segera disusun dan Wakil Wali Kota Batu ditunjuk untuk memimpin penanganan darurat bencana banjir bandang Kota Batu.
Bantuan berupa logistik dan peralatan penanganan darurat telah didistribusikan dan terus berdatangan baik dari BNPB, BPBD, instansi terkait, dunia usaha, dan badan relawan lainnya. Selain memberikan bantuan logistik dan peralatan, BNPB juga telah memberikan beberapa rekomendasi penanganan pasca banjir bandang.
Abdul menambahkan diperlukan adanya giat susur sungai oleh instansi yang berpengalaman seperti TNI Polri dan Basarnas guna melihat di mana saja titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu. Susur sungai juga diikuti dengan pembersihan sisa-sisa pohon tumbang di wilayah hulu.
"BNPB juga merekomendasikan agar wilayah lereng tebing atau kawasan kebun semusim lainnya ditanami dengan jenis vegetasi yang keras dan berakar kuatseperti vetiver, sukun, dan tanaman akar kuat lainnya. Vegetasi akar kuat tersebut dapat mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsoran," jelasnya. (Ferdian Ananda)
Batu: Memasuki hari keempat
pascabanjir bandang yang menerjang Kota Batu, Jawa Timur, pada Kamis, 4 November 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu melaporkan 5 warga yang sempat mengungsi di Gedung Kesenian Bulukerto telah kembali ke rumah.
Dari laporan tersebut, dengan demikian pengungsi akibat banjir bandang per-Sabtu, 6 November 2021, tercatat nihil. Kemudian, seluruh 13 korban hilang telah berhasil ditemukan dengan 7 orang meninggal dan 6 orang selamat.
"Selain itu laporan terkini dari lapangan beberapa ruas jalan yang sempat tertutup lumpur dan terputus sudah bisa kembali dilalui," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Minggu, 7 November 2021.
Sebelumnya dilaporkan bahwa banjir bandang telah berdampak pada 89 KK. Sementara itu, kerugian materiel yang tercatat meliputi 35 unit rumah rusak, 33 unit rumah terendam lumpur, 73 unit sepeda motor rusak, 7 unit mobil rusak, 107 hewan ternak hanyut dan 10 kandang ternak rusak berat.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir bandang pemerintah Kota Batu telah menetapkan masa tanggap darurat melalui SK No. 188.45/341/KEP/422.012/2021 selama 14 hari terhitung tanggal 4-17 November 2021.
Baca juga:
10 Penumpang Perahu Hilang di Perairan Raja Ampat Selamat
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) juga segera disusun dan Wakil Wali Kota Batu ditunjuk untuk memimpin penanganan darurat bencana banjir bandang Kota Batu.
Bantuan berupa logistik dan peralatan penanganan darurat telah didistribusikan dan terus berdatangan baik dari BNPB, BPBD, instansi terkait, dunia usaha, dan badan relawan lainnya. Selain memberikan bantuan logistik dan peralatan, BNPB juga telah memberikan beberapa rekomendasi penanganan pasca banjir bandang.
Abdul menambahkan diperlukan adanya giat susur sungai oleh instansi yang berpengalaman seperti TNI Polri dan Basarnas guna melihat di mana saja titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu. Susur sungai juga diikuti dengan pembersihan sisa-sisa pohon tumbang di wilayah hulu.
"BNPB juga merekomendasikan agar wilayah lereng tebing atau kawasan kebun semusim lainnya ditanami dengan jenis vegetasi yang keras dan berakar kuatseperti vetiver, sukun, dan tanaman akar kuat lainnya. Vegetasi akar kuat tersebut dapat mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsoran," jelasnya. (Ferdian Ananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)