Gresik: Konsep pelabuhan hijau atau Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik diyakini bisa menekan biaya operasional serta ramah lingkungan. Konsep pelabuhan hijau ini membuat proses kepelabuhanan lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Direktur Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan konsep pelabuhan hijau bisa menekan ongkos produksi. Hal ini sejalan dengan kebijakan International Maritime Organization (IMO) atau organisasi kemaritiman di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kebijakan itu mengharuskan pelabuhan di dunia lebih efektif, efisien, serta ramah lingkungan. Dwi mengungkapkan aktivitas pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas antarpulau, tapi juga antarnegara.
Mengingat sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari impor dan beberapa produk non subsidi Petrokimia Gresik dieskpor ke mancanegara. Beberapa negara mengharuskan penerapan pelabuhan hijau pada pelabuhan asal maupun tujuan.
“Oleh karena itu kami mengakselerasi penerapan Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik agar kelancaran operasional bisnis semakin terjamin, dan sekarang Petrokimia Gresik memiliki pelabuhan bertaraf internasional,” ujar Dwi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat, 12 November 2021.
Baca: Indonesia-Inggris Perkuat Komitmen Ekonomi Hijau Melalui Rendah Karbon
Konsep Green Port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan. Beberapa implementasi yang telah dilakukan di antaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, serta mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED.
Kemudian, penerapan green building dan penyediaan shore connection untuk suplai energi kapal. Lalu, bisa untuk pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport).
“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Dwi.
Selain efisiensi sumber energi, konsep Green Port dapat meningkatkan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam daerah lingkungan kerja. Sebab, pencemaran limbah cair, sampah domestik, dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) akan berkurang.
Kualitas udara juga terjaga dengan berkurangnya kebisingan, emisi gas karbon, dan emisi gas rumah kaca. Ia yakin konsep ini akan berdampak baik bagi lingkungan dan global.
“Dengan demikian Penerapan Green Port juga mampu melindungi lingkungan sekitar perusahaan agar tidak tercemar oleh proses kepelabuhanan, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya alam,” ucap Dwi.
Gresik: Konsep
pelabuhan hijau atau
Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik diyakini bisa menekan biaya operasional serta ramah lingkungan. Konsep pelabuhan hijau ini membuat proses kepelabuhanan lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Direktur Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan konsep pelabuhan hijau bisa menekan ongkos produksi. Hal ini sejalan dengan kebijakan International Maritime Organization (IMO) atau organisasi kemaritiman di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kebijakan itu mengharuskan pelabuhan di dunia lebih efektif, efisien, serta ramah lingkungan. Dwi mengungkapkan aktivitas pelabuhan Petrokimia Gresik tidak hanya sebatas antarpulau, tapi juga antarnegara.
Mengingat sebagian besar bahan baku masih diperoleh dari impor dan beberapa produk non subsidi Petrokimia Gresik dieskpor ke mancanegara. Beberapa negara mengharuskan penerapan
pelabuhan hijau pada pelabuhan asal maupun tujuan.
“Oleh karena itu kami mengakselerasi penerapan Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik agar kelancaran operasional bisnis semakin terjamin, dan sekarang Petrokimia Gresik memiliki pelabuhan bertaraf internasional,” ujar Dwi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat, 12 November 2021.
Baca: Indonesia-Inggris Perkuat Komitmen Ekonomi Hijau Melalui Rendah Karbon
Konsep Green Port salah satunya mengatur upaya peningkatan pengelolaan energi yang efisien di pelabuhan. Beberapa implementasi yang telah dilakukan di antaranya pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik, serta mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED.
Kemudian, penerapan
green building dan penyediaan
shore connection untuk suplai energi kapal. Lalu, bisa untuk pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport).
“Penghematan biaya operasional pada akhirnya akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” ujar Dwi.
Selain efisiensi sumber energi, konsep Green Port dapat meningkatkan kualitas kebersihan daratan dan perairan kolam daerah lingkungan kerja. Sebab, pencemaran limbah cair, sampah domestik, dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) akan berkurang.
Kualitas udara juga terjaga dengan berkurangnya kebisingan, emisi gas karbon, dan emisi gas rumah kaca. Ia yakin konsep ini akan berdampak baik bagi lingkungan dan global.
“Dengan demikian Penerapan Green Port juga mampu melindungi lingkungan sekitar perusahaan agar tidak tercemar oleh proses kepelabuhanan, sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya alam,” ucap Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)