Lebak: Warga korban pergerakan tanah yang menimpa Cihuni, Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten kembali bertambah. Saat ini terdapat 24 kepala keluarga mengungsi di posko pengungsian setelah rumah mereka rusak dan tidak dapat ditempati.
Mereka terpaksa mengungsi di posko pengungsian setelah rumah mereka rusak. minimnya sarana di lokasi pengungsian seperti sarana sanitasi dan air bersih menjadi masalah tersendiri bagi para pengungsi terutama ibu dan remaja putri.
"Kalau mau buang air kecil susah harus jalan ke balai desa. Pengungsian di sini ga ada Mandi Cuci Kakus (MCK), adanya di sebelah tapi kan malu," dalam tayangan Sisi Metropolitan di Metro TV, Jumat, 25 Februari 2022.
Salah seorang warga Nurhasanah mengatakan, saat ini warga kesulitan untuk ke kamar mandi dan akses air bersih, ditambah jumlah pengungsi yang terus bertambah. Selain itu warga juga mengaku sangat membutuhkan selimut akibat hampir setiap hari turun hujan.
"Baju selimut kita butuh banget tuh. kalo untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) belum ada dan dapur umum kita butuh banget," kata Nurhasanah
Saat ini terdapat beberapa kepala keluarga yang masih bertahan di rumah masing-masing karena kerusakan rumah mereka dirasa masih belum perah. Namun ada kemungkinan untuk mengungsi jika kerusakan semakin parah. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Lebak: Warga korban
pergerakan tanah yang menimpa Cihuni, Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten kembali bertambah. Saat ini terdapat 24 kepala keluarga mengungsi di posko pengungsian setelah rumah mereka rusak dan tidak dapat ditempati.
Mereka terpaksa mengungsi di posko pengungsian setelah rumah mereka rusak. minimnya sarana di lokasi pengungsian seperti sarana sanitasi dan
air bersih menjadi masalah tersendiri bagi para pengungsi terutama ibu dan remaja putri.
"Kalau mau buang air kecil susah harus jalan ke balai desa. Pengungsian di sini ga ada Mandi Cuci Kakus (MCK), adanya di sebelah tapi kan malu," dalam tayangan Sisi Metropolitan di Metro TV, Jumat, 25 Februari 2022.
Salah seorang warga Nurhasanah mengatakan, saat ini warga kesulitan untuk ke kamar mandi dan akses air bersih, ditambah jumlah pengungsi yang terus bertambah. Selain itu warga juga mengaku sangat membutuhkan selimut akibat hampir setiap hari turun hujan.
"Baju selimut kita butuh banget tuh. kalo untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) belum ada dan dapur umum kita butuh banget," kata Nurhasanah
Saat ini terdapat beberapa kepala keluarga yang masih bertahan di rumah masing-masing karena kerusakan rumah mereka dirasa masih belum perah. Namun ada kemungkinan untuk mengungsi jika kerusakan semakin parah. (
Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)