Cirebon: Ada yang berbeda pada pelaksanaan rukyatul hilal yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat. Sebab, kegiatan pemantauan hilal ini memakai delapan teropong berada di lokasi pemantauan.
Delapan teropong ini milik tim rukyatul hilal dan milik siswa SMAN 3 Kota Cirebon. Ketua Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kabupaten Cirebon, KH Syamsuddin, mengatakan selain menggunakan teropong modern, tim menggunakan teropong konvensional.
"Yang konvensional, merupakan buatan dari siswa dan siswi SMAN 3 Kota Cirebon," ujar Syamsudin, Jumat, 1 April 2022.
Guru Fisika SMAN 3 Kota Cirebon, Neni Nurbhiati, menuturkan teropong tersebut merupakan salah satu tugas dalam pelajaran fisika. Pada kegiatan pemantauan hilal kali ini, pihaknya membawa sekitar lima teropong karya muridnya untuk digunakan dalam penentuan awal Ramadan tahun ini.
"Agar murid-murid yakin bahwa karyanya tersebut bermanfaat," kata Neni.
Baca: Pengamatan Hilal di Observatorium Bosscha Dilakukan Sejak 29 Maret
Bahan-bahan utama yang dibutuhkan, yaitu paralon dan lensa. Untuk pengerjaannya, membutuhkan waktu sekitar dua bulan.
"Satu kelas ada beberapa kelompok, lalu kami tugasi untuk membuat teropong," ujar Neni.
Azrul Rauzan, salah satu siswa SMAN 3 Kota Cirebon menyampaikan pembuatan teropong membutuhkan biaya Rp 700 ribu hingga Rp 1 Juta. Ada beberapa hal yang cukup rumit dilakukan dalam pembuatan teropong ini, salah satunya, adalah ukuran.
"Kalau ukurannya salah, hasilnya juga bisa tidak maksimal," kata Azrul.
Cirebon: Ada yang berbeda pada pelaksanaan
rukyatul hilal yang dilaksanakan di Cirebon, Jawa Barat. Sebab, kegiatan pemantauan hilal ini memakai delapan teropong berada di lokasi pemantauan.
Delapan teropong ini milik tim
rukyatul hilal dan milik siswa SMAN 3 Kota Cirebon. Ketua Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kabupaten Cirebon, KH Syamsuddin, mengatakan selain menggunakan teropong modern, tim menggunakan teropong konvensional.
"Yang konvensional, merupakan buatan dari siswa dan siswi SMAN 3 Kota Cirebon," ujar Syamsudin, Jumat, 1 April 2022.
Guru Fisika SMAN 3 Kota Cirebon, Neni Nurbhiati, menuturkan teropong tersebut merupakan salah satu tugas dalam pelajaran fisika. Pada kegiatan pemantauan hilal kali ini, pihaknya membawa sekitar lima teropong karya muridnya untuk digunakan dalam penentuan awal
Ramadan tahun ini.
"Agar murid-murid yakin bahwa karyanya tersebut bermanfaat," kata Neni.
Baca:
Pengamatan Hilal di Observatorium Bosscha Dilakukan Sejak 29 Maret
Bahan-bahan utama yang dibutuhkan, yaitu paralon dan lensa. Untuk pengerjaannya, membutuhkan waktu sekitar dua bulan.
"Satu kelas ada beberapa kelompok, lalu kami tugasi untuk membuat teropong," ujar Neni.
Azrul Rauzan, salah satu siswa SMAN 3 Kota Cirebon menyampaikan pembuatan teropong membutuhkan biaya Rp 700 ribu hingga Rp 1 Juta. Ada beberapa hal yang cukup rumit dilakukan dalam pembuatan teropong ini, salah satunya, adalah ukuran.
"Kalau ukurannya salah, hasilnya juga bisa tidak maksimal," kata Azrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)