Warga mencuci di Sungai Gawe, Kembangsari, Srimartani, Piyungan, Bantul. Foto: ANT/NOVERADIKA
Warga mencuci di Sungai Gawe, Kembangsari, Srimartani, Piyungan, Bantul. Foto: ANT/NOVERADIKA

Air Sumur di Bantul Disebut Mengandung Banyak E Coli

Ahmad Mustaqim • 13 Januari 2020 19:30
Bantul: Kondisi air sumur di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memburuk. Air sumur milik warga disebut tak sesuai standar kesehatan dan memiliki kandungan bakteri eschericia coli (E. Coli) cukup banyak.
 
"Kami memang masih dalam penelitian. Memang ada kondisi air (sumur) masyarakat yang tidak memenuhi standar kesehatan. Walaupun, ada yang sebagian masih layak pakai," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Bantul, Fauzan ditemui di kantornya pada Senin, 13 Januari 2020. 
 
Fauzan mengatakan jajarannya tengah menelisik kondisi air sumur warga. Air sumur itu diambil oleh petugas puskesman di sebanyak 3.688 sumber air ataupun sumur.
 
"Penelitian 2019 masih kami proses, hasilnya belum ada. Kami teliti baik dari aspek mikrobiologi, suhu dan kekeruhan, serta aspek kimia," katanya. 

Ia belum bisa memastikan situasi setiap sumur yang telah diambil sebagai sampel. Meskipun, keberadaan bakteri E. coli di sumur warga di Kabupaten Bantul sudah ada sejak beberapa tahun lalu. 
 
Fauza mengimbau warga yang mengonsumsi air sumur, untuk memasak air dengan benar. Selain itu, warga yang sumurnya belum diperiksa bisa memiliki kesadaran memeriksakannya dengan bantuan petugas Puskesmas. 
 
"Jika mengandung bakteri E. Coli, bagaimana memperlakukan. Kita akan memberikan tembusan Puskesmas. Wilayah mu ada yang airnya banyak kumannya. Menindaklanjuti dengan mengecek ke sana," katanya. 
 
Seorang warga Kecamatan Trirenggo, Kabupaten Bantul, Ujang Hasanudin, merasa air sumur yang dipakai di rumahnya tidak sepenuhnya bersih. Berada di daerah perkotaan di Bantul, ia merasa air sumurnya cepat meninggalkan bekas kotoran di bak penampungan.
 
"Air di bak penampungan yang sekitar satu minggu itu sudah meninggalkan kotoran yang menempel. Intinya bak (penampungan) cepet kotor," kata lelaki yang sudah empat tahun menetap di Bantul usai menikah.
 
Ujang harus menguras dan membersihkan bak penampungan itu ketika sudah sekitar satu minggu. Pembersihan dilakukan dengan menabur serbuk sitrun (citric acid) di dalam bak. Ujang baru menyikat bak itu setelah beberapa menit serbu sitrun ditaburkan.
 
"Saya jadi penasaran juga mau periksakan air sumur. Kenapa kotoran tidak bisa dihilangkan dengan disikat biasa," ujarnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan