Jepara: Gerhana matahari cincin tak terjadi di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sebabnya, matahari hanya tertutup hingga 76,8 persen yang artinya gerhana matahari berlangsung sebagian.
“Matahari tertutup 76,8 persen. Gerhana akan berakhir pada pukul 14.34 WIB,” ujar Dosen Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Nur Hudi, di halaman Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, Kamis, 26 Desember 2019.
Hudi mengatakan gerhana matahari sebagian di Jepara bisa diamati dengan lima teropong yang telah disiapkan. Kontak pertama gerhana matahari dimulai pukul 10.58 WIB dan puncaknya akan terjadi pada pukul 12.46 WIB.
“Empat teropong manual digunakan untuk pengamatan. Satu yang digital kami sambungkan ke layar. Ini bagain dari usaha kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang proses gerhana matahari,” kata dia.
Salah satu mahasiswi Unisnu yang turut melakukan pengamatan, Mega Sela, mengatakan, pengamatan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Empat teleskop yang disediakan diarahkan ke ufuk timur sedangkan satu teropong dioperasikan manual menggunakan filter film.
“Terus juga menggunakan topeng mainan anak-anak, tapi di lubang mata dibeti filter karena kalau langsung melihat ke arah matahari tanpa filter bisa merusak (penglihatan),” kata Mega.
Jepara: Gerhana matahari cincin tak terjadi di wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sebabnya, matahari hanya tertutup hingga 76,8 persen yang artinya gerhana matahari berlangsung sebagian.
“Matahari tertutup 76,8 persen. Gerhana akan berakhir pada pukul 14.34 WIB,” ujar Dosen Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Nur Hudi, di halaman Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, Kamis, 26 Desember 2019.
Hudi mengatakan gerhana matahari sebagian di Jepara bisa diamati dengan lima teropong yang telah disiapkan. Kontak pertama gerhana matahari dimulai pukul 10.58 WIB dan puncaknya akan terjadi pada pukul 12.46 WIB.
“Empat teropong manual digunakan untuk pengamatan. Satu yang digital kami sambungkan ke layar. Ini bagain dari usaha kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang proses gerhana matahari,” kata dia.
Salah satu mahasiswi Unisnu yang turut melakukan pengamatan, Mega Sela, mengatakan, pengamatan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB. Empat teleskop yang disediakan diarahkan ke ufuk timur sedangkan satu teropong dioperasikan manual menggunakan filter film.
“Terus juga menggunakan topeng mainan anak-anak, tapi di lubang mata dibeti filter karena kalau langsung melihat ke arah matahari tanpa filter bisa merusak (penglihatan),” kata Mega.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)