Lumajang: Pengamatan kegempaan mencatat bahwa getaran banjir di Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terekam seismograf selama 3.600 detik atau 1 jam karena hujan deras yang mengguyur puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) pada Minggu, 2 April 2022.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya menyebutkan bahwa pada periode pengamatan pada Minggu pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.
"Terekam satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 13 mm dan lama gempa 3.600 detik," katanya di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang.
Selain getaran banjir, seismograf juga merekam aktivitas Gunung Semeru terjadi 20 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 74-123 detik, kemudian dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 21 mm.
"Secara visual, Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah ke arah utara dan selatan," tuturnya.
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang tersebut masih berada pada Level III atau statusnya Siaga, sehingga masyarakat diimbau mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Lumajang: Pengamatan kegempaan mencatat bahwa getaran banjir di Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terekam seismograf selama 3.600 detik atau 1 jam karena hujan deras yang
mengguyur puncak gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) pada Minggu, 2 April 2022.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam laporan tertulisnya menyebutkan bahwa pada periode pengamatan pada Minggu pukul 12.00-18.00 WIB menunjukkan adanya gempa getaran banjir.
"Terekam satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 13 mm dan lama gempa 3.600 detik," katanya di Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang.
Selain getaran banjir, seismograf juga merekam aktivitas Gunung Semeru terjadi 20 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 74-123 detik, kemudian dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 21 mm.
"Secara visual, Gunung Semeru
terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Cuaca mendung hingga hujan, angin lemah ke arah utara dan selatan," tuturnya.
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang tersebut masih berada pada Level III atau statusnya Siaga, sehingga masyarakat diimbau mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Ia menjelaskan masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"
Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi Awan Panas Guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)