Pati: Kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Desa Winong Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sangat kentara. Hal itu ditunjukkan dari kedua rumah ibadah pemeluk agama Islam dan Kristen yang berdampingan. Masjid dan gereja bahkan berbagi kanopi dengan harmonis.
Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) hanya dipisahkan Jalan Kolonel Sumandar yang memiliki lebar tidak lebih 4 meter. Masjid berdiri di sisi kiri jalan dan gereja di sisi kanan.
Pendeta GKMI Winong, Didik Hartono, mengatakan keberadaan gereja lebih awal bila dibandingkan dengan bangunan masjid. GKMI Winong dibangun pada 1991, sedangkan masjid baru berdiri setahun lalu.
"Pada awalnya, kedua bangunan tempat ibadah ini sama-sama berukuran sedang dan belum ada renovasi. Lantas ada perbaikan gereja sehingga menjadi bertingkat dan masjid juga sama dari semula berukuran kecil menjadi lebih besar," ujar Didik, Sabtu, 1 April 2023.
Seiring berjalannya waktu, jumlah jemaah masjid bertambah. Kemudian pengelola berkomunikasi untuk memanfaatkan jalan yang menjadi pemisah masjid dan gereja digunakan untuk salat Jumat. Lalu di atas jalan diberi kanopi.
"Karena sudah ada komunikasi yang baik sejak awal, kami persilakan," kata Didik.
Kedua umat di Desa Winong saling melengkapi dalam hal pemanfaatan sarana. Ketika jemaah gereja yang datang cukup banyak, pengelola masjid mempersilakan halaman masjid untuk tempat parkir. Sebaliknya, ketika jemaah masjid membeludak, pengelola gereja mempersilakan halaman gereja dimanfaatkan untuk salat.
"Karena sudah terbiasa hidup berdampingan dan saling membantu, kehidupan umat muslim dan kristiani di desa ini cukup harmonis dan tidak ada masalah," ungkap Didik.
Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo, mengakui sejak awal mendapatkan tanah untuk masjid memang berada tepat di depan gereja. Namun, hal demikian tidak dipermasalahkan karena hidup di negara yang Bhinneka Tunggal Ika.
"Saling hormat antara umat muslim dan kristiani akhirnya menguat. Ditambah keberadaan kanopi sangat membantu keduanya. karena saat salat Jumat jemaah masjid bisa menggunakan jalan hingga teras gereja. Demikian halnya, ketika ada peribadatan di gereja juga bisa memanfaatkan tanpa kehujanan atau kepanasan," kata Santrimo.
Santrimo dan Didik berharap kerukunan itu bisa tetap terjaga. Sehingga bisa menjadi contoh kerukunan antarumat beragama di tempat lain. Sebab situasi wilayah yang aman, damai, tentram, dan harmonis jadi dambaan semua umat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Pati: Kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Desa Winong Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sangat kentara. Hal itu ditunjukkan dari kedua rumah ibadah pemeluk agama Islam dan Kristen yang berdampingan.
Masjid dan gereja bahkan berbagi kanopi dengan harmonis.
Masjid Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) hanya dipisahkan Jalan Kolonel Sumandar yang memiliki lebar tidak lebih 4 meter. Masjid berdiri di sisi kiri jalan dan gereja di sisi kanan.
Pendeta GKMI Winong, Didik Hartono, mengatakan keberadaan gereja lebih awal bila dibandingkan dengan bangunan masjid. GKMI Winong dibangun pada 1991, sedangkan masjid baru berdiri setahun lalu.
"Pada awalnya, kedua bangunan tempat ibadah ini sama-sama berukuran sedang dan belum ada renovasi. Lantas ada perbaikan gereja sehingga menjadi bertingkat dan masjid juga sama dari semula berukuran kecil menjadi lebih besar," ujar Didik, Sabtu, 1 April 2023.
Seiring berjalannya waktu, jumlah jemaah masjid bertambah. Kemudian pengelola berkomunikasi untuk memanfaatkan jalan yang
menjadi pemisah masjid dan gereja digunakan untuk salat Jumat. Lalu di atas jalan diberi kanopi.
"Karena sudah ada komunikasi yang baik sejak awal, kami persilakan," kata Didik.
Kedua umat di Desa Winong saling melengkapi dalam hal pemanfaatan sarana. Ketika jemaah gereja yang datang cukup banyak, pengelola masjid mempersilakan halaman masjid untuk tempat parkir. Sebaliknya, ketika jemaah masjid membeludak, pengelola gereja mempersilakan halaman gereja dimanfaatkan untuk salat.
"Karena sudah terbiasa hidup berdampingan dan saling membantu, kehidupan umat muslim dan kristiani di desa ini
cukup harmonis dan tidak ada masalah," ungkap Didik.
Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo, mengakui sejak awal mendapatkan tanah untuk masjid memang berada tepat di depan gereja. Namun, hal demikian tidak dipermasalahkan karena hidup di negara yang Bhinneka Tunggal Ika.
"Saling hormat antara umat muslim dan kristiani akhirnya menguat. Ditambah keberadaan kanopi sangat membantu keduanya. karena saat salat Jumat jemaah masjid bisa menggunakan jalan hingga teras gereja. Demikian halnya, ketika ada peribadatan di gereja juga bisa memanfaatkan tanpa
kehujanan atau kepanasan," kata Santrimo.
Santrimo dan Didik berharap kerukunan itu bisa tetap terjaga. Sehingga bisa menjadi contoh kerukunan antarumat beragama di tempat lain. Sebab situasi wilayah yang aman, damai, tentram, dan harmonis jadi dambaan semua umat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)