Ilustrasi. (ANTARA)
Ilustrasi. (ANTARA)

Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut pada Anak Sulit Dilakukan

Ahmad Mustaqim • 20 Oktober 2022 17:22
Yogyakarta: Dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Retno Palupi, menyebut sulit melakukan deteksi dini penyakit gagal ginjal akut pada anak. Meskipun, ada salah satu cara yang bisa jadi acuan deteksi awal, yakni pemeriksaan urine. 
 
"Volume dan frekuensi urine pada anak harus diamati, setidaknya bisa 8 jam, 12 jam, atau 24 jam," kata Retno di Yogyakarta, Kamis, 20 Oktober 2022. 
 
Ia mengatakan tidak semua orang tua bisa menyadari berkurangnya urine anak. Padahal, perhatian orang tua pada volume dan frekuensi urine penting dilakukan. 

Sebagian anak-anak, khususnya balita, biasanya masih memakai popok. Ia menyebut kondisi itu masih bisa dilakukan pemantauan.
 
Retno mengatakan kondisi anak seperti batuk, demam, pilek, dan diare juga bisa jadi indikasi awal. Namun, kata dia, melihat kondisi urine bisa lebih baik untuk tepat untuk memperkirakan kondisi awal persoalan gagal ginjal akut. 
 
Baca juga: Sultan HB X Minta Warga Patuh Instruksi Larangan Obat Sirop

Pakar metrologi RSUP Dr Sardjito, Kristiya Herawan, menyebut kasus gagal ginjal akut pada anak sebetulnya sudah ada sejak lama. Namun, ia menilai situasi saat ini berbeda karena kondisinya dahulu rata-rata masih dalam kondisi ringan saat teridentifikasi. 
 
"Akhir-akhir ini disebut tidak khas karena dalam beberapa hari sudah jatuh dalam gagal ginjal sudah akut derajat berat," ujarnya. 
 
Ia mengatakan pasien yang datang dengan kondisi gagal ginjal saat ini sudah dalam situasi sulit. Hal itu sudah dibuktikan dengan angka kematian yang berada pada angka 50 persen dari jumlah kasus secara internasional. 
 
"Pasien (gagal ginjal akut) itu karena komplikasi di berbagai organ dan sudah menjalani prosedur cuci darah," ujarnya. 
 
Di sisi lain, pasien yang sembuh sudah tak perlu menjalani prosedur cuci darah kendati fungsi ginjal masih pada persentase 90 persen. Meski demikian, dari belasan kasus yang ditangani RSUP Dr Sardjito sebagian besar menjalani cuci darah. 
 
"Sebagian besar menjalani cuci darah. Hanya satu pasien yang tidak menjalani cuci darah," ungkapnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan