Makassar: Sebanyak 123 ternak baik sapi maupun kerbau terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sulawesi Selatan. Ratusan ekor ternak yang dinyatakan terpapar PMK tersebut tersebar di berbagai kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, Nurlina Saking, mengatakan sejauh ini penyakit mulut dan kuku pada hewan sudah tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Namun, hewan yang terpapar PMK paling banyak ada Kabupaten Toraja Utara.
"Toraja Utara sudah sampai 110 ekor," kata Nurlina, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 14 Juli 2022.
Selain di Kabupaten Toraja Utara, di Kabupaten Tana Toraja juga ada 28 ekor kerbau yang teridentifikasi PMK. Kemudian di Kabupaten Bone ada empat ekor kerbau dan di Kabupaten Jeneponto ada dua ekor sapi.
"Di Bantaeng sekitar empat ternak sapi yang menciri juga dan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan itu positif. tapi sapi yang di Bantaeng ini semua sudah dipotong jadi tidak ada lagi dibantaeng yang positif sampai hari ini," jelasnya.
Nurlina menjelaskan banyaknya kerbau yang terpapar di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Toraja Utara, lantaran pasar penjualan kerbau di sana menjadi salah satu yang terbesar. Pasar Bolu bahkan menjadi pusat wisata bagi wisatawan yang ingin melihat kerbau dengan belang atau Tedong Bonga.
"Pasar Bolu memang sangat besar untuk Sulsel, salah satu pasar hewan terbesar mungkin di Pulau Sulawesi," jelasnya lagi.
Olehnya itu, sebagai antisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku pada ternak tersebut, pihaknya menurunkan tim investigasi ke daerah untuk mengetahui dari mana asal muasal atau masuknya penyakit mulut dan kuku tersebut di Sulawesi Selatan.
Makassar: Sebanyak 123
ternak baik sapi maupun kerbau terpapar
penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sulawesi Selatan. Ratusan ekor ternak yang dinyatakan terpapar PMK tersebut tersebar di berbagai kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan, Nurlina Saking, mengatakan sejauh ini penyakit mulut dan kuku pada hewan sudah tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Namun, hewan yang terpapar PMK paling banyak ada Kabupaten Toraja Utara.
"Toraja Utara sudah sampai 110 ekor," kata Nurlina, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 14 Juli 2022.
Selain di Kabupaten Toraja Utara, di Kabupaten Tana Toraja juga ada 28 ekor kerbau yang teridentifikasi PMK. Kemudian di Kabupaten Bone ada empat ekor kerbau dan di Kabupaten Jeneponto ada dua ekor
sapi.
"Di Bantaeng sekitar empat ternak sapi yang menciri juga dan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan itu positif. tapi sapi yang di Bantaeng ini semua sudah dipotong jadi tidak ada lagi dibantaeng yang positif sampai hari ini," jelasnya.
Nurlina menjelaskan banyaknya kerbau yang terpapar di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Toraja Utara, lantaran pasar penjualan kerbau di sana menjadi salah satu yang terbesar. Pasar Bolu bahkan menjadi pusat wisata bagi wisatawan yang ingin melihat kerbau dengan belang atau Tedong Bonga.
"Pasar Bolu memang sangat besar untuk Sulsel, salah satu pasar hewan terbesar mungkin di Pulau Sulawesi," jelasnya lagi.
Olehnya itu, sebagai antisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku pada ternak tersebut, pihaknya menurunkan tim investigasi ke daerah untuk mengetahui dari mana asal muasal atau masuknya penyakit mulut dan kuku tersebut di Sulawesi Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
