Biksuni menyalakan api pelita di altar Buddha di Candi Sewu. Foto: Antara/Aloysius Jarot
Biksuni menyalakan api pelita di altar Buddha di Candi Sewu. Foto: Antara/Aloysius Jarot

Umat Buddha Ikuti Detik-detik Waisak di Borobudur

11 Mei 2017 10:06
medcom.id, Jakarta: Ribuan umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak di pelataran Candi Borobudur sebelah barat, pagi tadi. Detik-detik waisak ditandai pemukulan lonceng tiga kali dan pemercikan air berkah 'paritta jayanto' dan umat bersikap anjali.
 
Biksu Tadisa Paramita Mahasthavira dalam renungan Waisak mengatakan, peringatan hari Tri Suci Waisak bukan sekadar ritual Waisak untuk berdoa dan memohon saja.
 
Ia mengatakan, umat Buddha harus menyadari hakikat Buddha dan menyerapnya, berjuang untuk kembangkan hati Buddha dan potensi kebuddhaan dalam diri masing-masing.
 
"Jangan mengabaikan dan menelantarkan hakikat kebuddhaan. Guru Agung Sang Buddha hanya mengajar dan menyadarkan saja, tetapi pengembangan dan praktik berpulang pada individu masing-masing. Berjuanglah dengan penuh semangat untuk meraih pencerahan dan mahabudi," kata Tadisa dikutip dari Antara, Kamis 11 Mei 2017.
 
Biksu Wongsin Labhiko dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak menuturkan, kehidupan tidak cukup dengan keinginan dan waktu tidak cukup bagi kebutuhan. Dunia ini tidak ada persoalan bagi yang menjadi orang bijaksana.
 
"Dunia ini tidak ada persoalan apabila belajar mengetahui kenyataan, bahwa sesungguhnya dunia ini berkondisi tidak kekal adanya," katanya.
 
Umat Buddha disarankan tidak terlalu lekat dengan sesuatu, bahagia dan derita berbeda perasaan manusia, menderita karena melekat, bahagia karena lepas itulah jalan Buddha.
 
"Apabila ingin bahagia belajar untuk lepas jangan melekat, sesuatu yang dapat secara gratis adalah ketuarentaan, sesuatu yang harus dicari adalah nilai kehidupan manusia," katanya.
 
Wongsin mengatakan, nilai binatang diukur dari badannya, sedangkan nilai manusia diukur kebajikannya atau perbuatannya.
 
Perayaan Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur ditutup dengan ritual pradaksina oleh para biksu dan umat dengan mengelilingi candi tiga kali searah jarum jam.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan