medcom.id, Sulawesi Tengah: Polisi meyakini satu orang yang tewas dalam baku tembak di Kabupaten Parigi Moutong adalah Suharyono alias Yono Sayur. Dia merupakan anak buah Santoso yang sudah lama masuk daftar pencarian orang (DPO) Satgas Tinombala.
"Petugas berhasil melumpuhkan Yono dengan luka tembak di bagian dada dan kaki," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto seperti dilansir Antara, Jumat (10/11/2016).
Keyakinan polisi kuat setelah melakukan proses identifikasi fisik yang dilakukan oleh tim Inafis. Terdapat ciri-ciri fisik yang identik seperti tato di kaki dan punggung. Polisi juga meyakini jasad Yono dari ciri raut wajah dan jenis rambut yang dicocokkan dengan data.
"Keyakinan diperkuat dengan pernyataan keluarga, setelah ditunjukkan kondisi fisik jenazah," tambah Hari.
Namun, proses identifikasi kedokteran tetap akan dilakukan. Itu untuk memastikan identitas jenazah agar tidak terbantahkan. Sehingga, tidak menjadi polemik di kemudian hari.
"Saat ini jenazah masih berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng," ungkap Hari.
Sebelumnya Satgas Tinombala terlibat kontak tembak dengan Yono di Dusun Koala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, pada Kamis 10 November. Kontak tembak dipicu oleh lemparan bom lontong saat satgas coba melakukan penangkapan.
Usai baku tembak, satgas sempat kesulitan mengevakuasi jasad Yono. Sebab, lokasi baku tembak cukup jauh dari pemukiman warga. Pada Jumat 11 November, sekitar pukul 01.00 WITA, Satgas menurunkan jasad Yono dari lokasi baku tembak, lalu dibawa ke Mapolsek Sausu.
Selain buronan lantaran masuk kelompok Santoso, Hari menyebut Yono juga merupakan tersangka percobaan pembunuhan terhadap Kapolres Poso pada 2006, yakni AKBP Rudy Sufahriadi. Dia kini menjabat Kapolda Sulteng.
medcom.id, Sulawesi Tengah: Polisi meyakini satu orang yang tewas dalam baku tembak di Kabupaten Parigi Moutong adalah Suharyono alias Yono Sayur. Dia merupakan anak buah Santoso yang sudah lama masuk daftar pencarian orang (DPO) Satgas Tinombala.
"Petugas berhasil melumpuhkan Yono dengan luka tembak di bagian dada dan kaki," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto seperti dilansir
Antara, Jumat (10/11/2016).
Keyakinan polisi kuat setelah melakukan proses identifikasi fisik yang dilakukan oleh tim Inafis. Terdapat ciri-ciri fisik yang identik seperti tato di kaki dan punggung. Polisi juga meyakini jasad Yono dari ciri raut wajah dan jenis rambut yang dicocokkan dengan data.
"Keyakinan diperkuat dengan pernyataan keluarga, setelah ditunjukkan kondisi fisik jenazah," tambah Hari.
Namun, proses identifikasi kedokteran tetap akan dilakukan. Itu untuk memastikan identitas jenazah agar tidak terbantahkan. Sehingga, tidak menjadi polemik di kemudian hari.
"Saat ini jenazah masih berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng," ungkap Hari.
Sebelumnya Satgas Tinombala terlibat kontak tembak dengan Yono di Dusun Koala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, pada Kamis 10 November. Kontak tembak dipicu oleh lemparan bom lontong saat satgas coba melakukan penangkapan.
Usai baku tembak, satgas sempat kesulitan mengevakuasi jasad Yono. Sebab, lokasi baku tembak cukup jauh dari pemukiman warga. Pada Jumat 11 November, sekitar pukul 01.00 WITA, Satgas menurunkan jasad Yono dari lokasi baku tembak, lalu dibawa ke Mapolsek Sausu.
Selain buronan lantaran masuk kelompok Santoso, Hari menyebut Yono juga merupakan tersangka percobaan pembunuhan terhadap Kapolres Poso pada 2006, yakni AKBP Rudy Sufahriadi. Dia kini menjabat Kapolda Sulteng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)