ilustrasi Medcom.id
ilustrasi Medcom.id

7 Ribu Warga Banten Terindentifikasi HIV Aids

Hendrik Simorangkir • 09 Desember 2019 18:10
Tangerang: Komisi Penanggulangan Aids (KPA) menyebut terdapat 16.403 warga yang terdampak virus HIV dan Aids di Provinsi Banten. Dari 16 ribu warga terdampak saat ini baru tujuh ribu penderita yang sudah teridentifikasi.
 
"Baru ketemu 7 ribu sekian, jadi masih lebih dari setengahnya belum ketemu, itu macam-macam dampaknya. Bisa tetap menularkan, atau bahkan dia makin terdampak dengan penyakitnya sehingga makin buruk dan mengarah kepada Aids," ujar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Banten, Santoso Edi Budiono, Senin, 9 Desember 2019. 
 
Edi mengatakan dengan data tersebut Banten berada di urutan ke-7 secara nasional pada kasus HIV, sementara penderita Aids-nya ada di peringkat ke-9. Lanjutnya, Kota Tangerang menjadi daerah di Banten yang diperkirakan paling banyak penderita HIV dengan jumlah 4.996 orang, menyusul kemudian Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di peringkat kedua dengan 2.937 orang. 

"Sementara jumlah penderita paling sedikit ada di Kabupaten Lebak dengan 1.011 orang," katanya.
 
Edi menyoroti peningkatan jumlah penderita HIV dan Aids akibat perilaku hidup homesksual yang banyak terjadi di Tangerang Raya. Kota Tangerang dan Tangsel sebagai wilayah di Banten yang dekat dengan Jakarta, disebut menjadi yang paling banyak ditemukan kasus penyakit menular karena perilaku ini
 
Selain itu, ia pun mewaspadai peningkatan kasus HIV dan Aids di wilayah Selatan Banten. Semakin majunya Kabupaten Lebak dan Pandeglang saat ini harus menjadi perhatian banyak pihak untuk mencegah penyebaran virus ini di dua daerah tersebut. 
 
"Kita semakin mewaspadai wilayah selatan yang tren penyebarannya semakin meningkat dengan adanya trasportasi semakin maju, pusat ekonomi semakin berkembang, pusat wisata yang juga diikuti dengan lokasi hiburan plus-plus atau warung remang-remang," jelasnya.
 
Untuk memperbaiki masalah ini, pihaknya tengah bersinergi dengan dinas pendidikan agar edukasi tentang HIV dan Aids bisa dilakukan sejak masa sekolah. 
 
"Kita lihat data-data yang terkena HIV itu dari usia remaja, jadi di kelompok itu. Kita cari pencegahan agar bisa melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah, walaupun itu bukan kewajiban sekolah karena edukasi tentang seks itu kan harusnya sudah dimulai di rumah, tapi masyarakat kan sekarang masih menganggap hal ini tabu," ungkapnya.
 
Sementara, Dinas Kesehatan Provinsi Banten menyebut bahwa pada tahun ini ada lebih dari 800 penderita HIV dan Aids yang berhasil didata pihaknya di seluruh kabupaten/kota. Kedepannya, identifikasi penderita virus ini akan terus dioptimalkan.
 
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menuturkan saat ini sudah ada 202 puskesmas di wilayahnya yang sudah bisa memberikan layanan voluntary counselling and testing (VCT) atau tes dan konseling sukarela bagi para penderita HIV dan Aids.
 
"Dinas Kesehatan sebagai pelaksana teknis untuk kegiatan penjangkauan, pendampingan akan menibgkatkan agar pelayanan itu bisa sampai ke 243 puskesmas yang ada di Banten. Saat ini baru ada 202 puskesmas yang sudah menjalankan VCT," kata Ati.
 
Selain itu, ia menambahkan akses obat antiretroviral (ARV) bagi para penderita juga saat ini tidak hanya disediakan di rumah sakit, namun juga sudah ada di puskesmas. 
 
Menurut Ati berbagai upaya yang dilakukan Pemperintah Provinsi Banten untuk menekan masalah HIV dan Aids ini sesuai dengan misi gubernur yang ingin meningkatkan layanan dan pemerataan akses kesehatan. Virus ini juga disebutnya hanya salah satu dari penyakit yang terus ditekan penyebarannya dari penyakit menular lainnya. 
 
"Dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) itu kita harus bisa menurunkan angka prevalensi penyakit menular dan tidak menular di Banten. Salah satunya itu HIV dan Aids. Kita tahu bahwa penyakit ini seperti fenomena gunung es, terlihat biasa-biasa saja tapi sebenarnya cukup mengkhawatirkan. Dan apapun itu, selama itu bagian dari penyakit menular maka jadi bagian tanggungjawab pemerintah provinsi sesuai RPJMD," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan