medcom.id, Surabaya: Rumah keluarga penumpang pesawat nahas AirAsia QZ8501 di Surabaya, Jawa Timur, dijaga ketat. Rumah itu milik penumpang yang jenazahnya sudah diidentifikasi, Hayati Lufthiyah Hamid.
Secara bergiliran, petugas keamanan perumahan berjaga-jaga di rumah Hayati yang terletak di Jalan Ketintang Baru Selatan, Surabaya. Karena tidak berpenghuni, petugas memastikan gembok terpasang di pagar rumah. Mereka mengantisipasi aksi pencurian di rumah tersebut.
Dua mobil masing-masing berwarna hitam dan putih diparkir di bagian depan rumah. Satu di antaranya bernomor polisi L 1082 QL. Tampak pula sebuah sepeda motor di depan rumah.
Di rumah bernuansa putih itu Hayati tinggal bersama suaminya, Joko Suseno, anaknya bernama Naura, dan ibu mertua Sumamik Saeran. Tak hanya Hayati, tiga keluarga anggota keluarganya itu pun turut menjadi korban pesawat AirAsia yang hilang kontak pada 28 Desember 2014.
Ketua RT 01 Ketintang Muhammad Iswanto menjelaskan, Joko Suseno sempat berpamitan kepada teman-temannya di masjid perumahan. Joko menjelaskan, ia sekeluarga hendak ke Singapura selama masa libur sekolah anaknya.
"Pak Joko sempat menitipkan kunci busnya pada satpam, kemudian diserahkan kepada saya. Kuncinya ada di saya," kata Iswanto, Rabu (31/12/2014).
Di mata Iswanto, Joko merupakan warga yang rumah. Ia kerap menyapa warga kampung meski ia tergolong baru bertempat tinggal di jalan itu.
Iswanto mengatakan, pengamanan di rumah Joko Suseno dilakukan sejak ada berita kecelakaan pesawat. Setelah mendapat pengarahan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, petugas keamanan langsung melakukan penjagaan.
"Malamnya sudah ada yang jaga dari linmas, ada satpol PP, bapak polisi untuk menegok rumah beliau," ujar Iswanto.
Dari keempat anggota keluarga itu, baru jenazah Hayati yang bisa diidentifikasi. Sementara tiga lainnya masih dalam pencarian.
medcom.id, Surabaya: Rumah keluarga penumpang pesawat nahas AirAsia QZ8501 di Surabaya, Jawa Timur, dijaga ketat. Rumah itu milik penumpang yang jenazahnya sudah diidentifikasi, Hayati Lufthiyah Hamid.
Secara bergiliran, petugas keamanan perumahan berjaga-jaga di rumah Hayati yang terletak di Jalan Ketintang Baru Selatan, Surabaya. Karena tidak berpenghuni, petugas memastikan gembok terpasang di pagar rumah. Mereka mengantisipasi aksi pencurian di rumah tersebut.
Dua mobil masing-masing berwarna hitam dan putih diparkir di bagian depan rumah. Satu di antaranya bernomor polisi L 1082 QL. Tampak pula sebuah sepeda motor di depan rumah.
Di rumah bernuansa putih itu Hayati tinggal bersama suaminya, Joko Suseno, anaknya bernama Naura, dan ibu mertua Sumamik Saeran. Tak hanya Hayati, tiga keluarga anggota keluarganya itu pun turut menjadi korban pesawat AirAsia yang hilang kontak pada 28 Desember 2014.
Ketua RT 01 Ketintang Muhammad Iswanto menjelaskan, Joko Suseno sempat berpamitan kepada teman-temannya di masjid perumahan. Joko menjelaskan, ia sekeluarga hendak ke Singapura selama masa libur sekolah anaknya.
"Pak Joko sempat menitipkan kunci busnya pada satpam, kemudian diserahkan kepada saya. Kuncinya ada di saya," kata Iswanto, Rabu (31/12/2014).
Di mata Iswanto, Joko merupakan warga yang rumah. Ia kerap menyapa warga kampung meski ia tergolong baru bertempat tinggal di jalan itu.
Iswanto mengatakan, pengamanan di rumah Joko Suseno dilakukan sejak ada berita kecelakaan pesawat. Setelah mendapat pengarahan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, petugas keamanan langsung melakukan penjagaan.
"Malamnya sudah ada yang jaga dari linmas, ada satpol PP, bapak polisi untuk menegok rumah beliau," ujar Iswanto.
Dari keempat anggota keluarga itu, baru jenazah Hayati yang bisa diidentifikasi. Sementara tiga lainnya masih dalam pencarian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)