Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari, melihat alat side scan sonar, di atas KRI Fatahillah, di Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 19 Februari 2022. Dokumentasi/ Istimewa
Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari, melihat alat side scan sonar, di atas KRI Fatahillah, di Lantamal VI Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 19 Februari 2022. Dokumentasi/ Istimewa

Mirip Rudal, TNI AL Temukan Dua Alat Survei Bawah Laut

Muhammad Syawaluddin • 19 Februari 2022 21:40
Makassar: Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar menemukan benda mirip rudal di Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Benda tersebut diketahui adalah side scan sonar atau sonar bawah laut.
 
Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Benny Sukandari, mengatakan dua alat side scane sonar tersebut ditemukan oleh anggota  TNI/Polri di Kepualauan Selayar yang kemudian diberikan ke KRI Fatahillah yang beroperasi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (Alki) 2.
 
"Benda ini dibawa oleh KRI Fatahillah. Benda ini sering sekali kita temukan di sekitar Kepulauan Selayar oleh masyarakat setempat," katanya, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 19 Februari 2022.

Baca: Laporkan Kepala Desa Korupsi, Nurhayati Malah Jadi Tersangka
 
Ia mengatakan alat tersebut berfungsi untuk mengumpulkan data bawah laut sesuai dengan kepentingan Mothership. Data yang diambil atau diperoleh alat ini akan ditransfer melalui kabel data ke Mothership-nya atau kapal menowing.
 
"Sehingga data tersebut akan dikumpulkan, record di dalam mothership-nya," jelasnya.
 
Alat seperti itu sering terjadi atau beberapa kali didapat di sana, karena sebagaimana diketahui bahwa Selat Sulawesi ini mulai dari atas sampai ke bawah merupakan Alki 2. Di mana sangat ramai dilayari baik kapal sipil maupun militer.
 
Ia juga mengatakan meskipun bukan rudal alat tersebut bisa menjadi alat kelengkapan persenjataan bilamana digunakan untuk militer karena mampu merekam terkait keadaan dalam laut mulai dari suhu, salinitas, arus, pasang surut, seismik, termasuk sumber daya alam yang bisa dieksplorasi dan eksploitasi.
 
"Ini adalah bagian daripada kelengkapan persenjataan bilamana digunakan untuk militer. Jadi ada kalanya militer mau menggunakan senjata tertentu memanfaatkan alat seperti ini untuk mengambil data kedalaman laut," ungkapnya.
 
Benny menambahkan alat tersebut masih aktif karena lampu indikator masih menyala. Ia menegaskan penemuan alat tersebut akan diteliti oleh TNI AL apakah untuk kepentingan militer atau pelayaran umum.
 
Komandan Gugus Keamanan Laut, Laksamana Pertama TNI I Gung Alit Jaya, mengatakan pihaknya menerima dua alat sensor tersebut pada Jumat 18 Februari 2022 lalu dari TNI-Polri dan Camat Pasimasunggu. Ia menjelaskan dua alat sensor tersebut ditemukan waktu yang berbeda.
 
"Yang hijau ini ditemukan pada 9 Februari 2022 oleh nelayan. Sedangkan yang merah ini ditemukan diperkirakan 10 tahun lalu juga oleh warga Selayar," katanya.
 
Ia menyebut kedua benda tersebut memiliki fungsi yang sama yakni sensor bawah laut. Ia menegaskan kedua alat tersebut masih dalam kondisi aktif.
 
"Kemampuan benda ini adalah memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengambil data yang dibutuhkan di bawah laut," ujarnya.
 
Alit mengaku belum bisa memastikan alat tersebut apakah digunakan untuk militer atau kepentingan pelayaran umum. Meski demikian, penemuan alat tersebut membuat TNI AL waspada.
 
"Sehingga kemungkinan ke depannya harus lebih waspada, karena perairan Sulawesi ini menjadi penting bagi Internasional, karena kedalaman cukup tinggi. Di samping itu juga ada potensi ekonomi juga," tegasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan