Yogyakarta: Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari P. Marsudi, mengatakan situasi Palestina makin memburuk dari waktu ke waktu. Kondisi itu seiring perlakukan sistematis Israel yang membuat para pengungsi yang tinggal di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat dan Jalur Gaza tidak bisa kembali ke Palestina.
Selain itu, organisasi yang pengungsi Palestina UNRWA makin diperlemah perannya. Namun demikian, kata Retno, Indonesia tetap mengirim bantuan kemanusiaan dan memperjuang diakuinya Palestina sebagai sebuah negara melalui jalur diplomasi di PBB.
"Kita tetap ingin Palestina diakui sebagai negara, meski ada isu atau upaya yang menghambat realisasi itu, Palestina akan selalu kita bela," kata Menlu Retno usai mengisi Kuliah Umum yang bertajuk 'Diplomasi Indonesia untuk Indonesia' di Kampus Pusat UGM pada Senin, 3 Juni 2024.
Menlu Retno menyatakan Pemerintah Republik Indonesia akan terus berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan sebagai wujud dari bentuk konsistensi untuk membantu pengungsi Palestina. Menurutnya, pemerintah siap mengirim bantuan bila suatu waktu diperlukan. Bantuan tersebut bisa dikirim lewat jalur udara maupun jalur darat.
"Semua bantuan kita kirim sesuai dengan permintaan di lapangan. Begitu menerima permintaan kita langsung kirim bantuan kemanusiaan," kata dia.
Retno menerangkan UNRWA saat ini tengah memerlukan bantuan keuangan untuk menangani 6 juta warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Adapun Indonesia terus mendorong banyak pihak untuk membantu organisasi tersebut.
Soal status keanggotaan Palestina di PBB, Retno menegaskan Indonesia akan terus berjuang melalui Majelis Umum dan di Dewan Keamanan PBB agar Palestina diakui sebagai sebuah negara. Sejumlah jalur bakal terus diupayakan untuk mendukung Palestina.
Dalam kuliah umumnya, Menlu Retno menyebutkan sudah ada 144 dari 193 negara PBB sudah mengakui Palestina. Namun, masih ada 49 negara belum mengakui Palestina sebagai negara yang mayoritas berasal dari negara barat.
"Kita akan gunakan semua pengaruh kita agar tidak ada veto dan Palestina mendapat keanggotaan penuh di PBB. Sekali lagi, kita menjadi negara yang berada di garis depan untuk membela Palestina," ujarnya.
Dalam menjalankan kebijakan hubungan politik luar negeri, kata Menlu Retno, Indonesia secara konsisten memegang prinsip nilai-nilai universal untuk terus mendukung dan membela bangsa Palestina untuk menjadi negara merdeka. Pihaknya menegaskan dukungan secara konsisten mendorong gencatan senjata sesegera mungkin dan berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga mendukung keputusan Mahkamah Indonesia (ICJ) agar Israel menghentikan serangan dan melakukan gencatan senjata.
"Kami ingin keputusan ICJ bisa dipatuhi Israel dan PBB membuat keputusan memaksa Israel untuk patuh," ungkapnya.
Yogyakarta: Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Lestari P. Marsudi, mengatakan situasi Palestina makin memburuk dari waktu ke waktu. Kondisi itu seiring perlakukan sistematis Israel yang membuat para pengungsi yang tinggal di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat dan Jalur Gaza tidak bisa kembali ke Palestina.
Selain itu, organisasi yang pengungsi Palestina UNRWA makin diperlemah perannya. Namun demikian, kata Retno, Indonesia tetap mengirim bantuan kemanusiaan dan memperjuang diakuinya Palestina sebagai sebuah negara melalui jalur diplomasi di PBB.
"Kita tetap ingin Palestina diakui sebagai negara, meski ada isu atau upaya yang menghambat realisasi itu, Palestina akan selalu kita bela," kata Menlu Retno usai mengisi Kuliah Umum yang bertajuk 'Diplomasi Indonesia untuk Indonesia' di Kampus Pusat UGM pada Senin, 3 Juni 2024.
Menlu Retno menyatakan Pemerintah Republik Indonesia akan terus berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan sebagai wujud dari bentuk konsistensi untuk membantu pengungsi Palestina. Menurutnya, pemerintah siap mengirim bantuan bila suatu waktu diperlukan. Bantuan tersebut bisa dikirim lewat jalur udara maupun jalur darat.
"Semua bantuan kita kirim sesuai dengan permintaan di lapangan. Begitu menerima permintaan kita langsung kirim bantuan kemanusiaan," kata dia.
Retno menerangkan UNRWA saat ini tengah memerlukan bantuan keuangan untuk menangani 6 juta warga Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Adapun Indonesia terus mendorong banyak pihak untuk membantu organisasi tersebut.
Soal status keanggotaan Palestina di PBB, Retno menegaskan Indonesia akan terus berjuang melalui Majelis Umum dan di Dewan Keamanan PBB agar Palestina diakui sebagai sebuah negara. Sejumlah jalur bakal terus diupayakan untuk mendukung Palestina.
Dalam kuliah umumnya, Menlu Retno menyebutkan sudah ada 144 dari 193 negara PBB sudah mengakui Palestina. Namun, masih ada 49 negara belum mengakui Palestina sebagai negara yang mayoritas berasal dari negara barat.
"Kita akan gunakan semua pengaruh kita agar tidak ada veto dan Palestina mendapat keanggotaan penuh di PBB. Sekali lagi, kita menjadi negara yang berada di garis depan untuk membela Palestina," ujarnya.
Dalam menjalankan kebijakan hubungan politik luar negeri, kata Menlu Retno, Indonesia secara konsisten memegang prinsip nilai-nilai universal untuk terus mendukung dan membela bangsa Palestina untuk menjadi negara merdeka. Pihaknya menegaskan dukungan secara konsisten mendorong gencatan senjata sesegera mungkin dan berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga mendukung keputusan Mahkamah Indonesia (ICJ) agar Israel menghentikan serangan dan melakukan gencatan senjata.
"Kami ingin keputusan ICJ bisa dipatuhi Israel dan PBB membuat keputusan memaksa Israel untuk patuh," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)