Malang: Hasil sejumlah survei menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres), Anies Baswedan, masih rendah di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Saat ditanya terkait itu, Anies menjawab bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih delapan bulan lagi.
"Pilpres bulan Februari 2024, masih delapan bulan lagi. Jadi perjalanan masih panjang, masih ada kurang lebih delapan bulan lagi. Banyak hal yang bisa terjadi," katanya saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Muttaqin, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu 24 Mei 2023.
Anies menyebutkan, survei elektabilitas apabila diselenggarkan jauh-jauh hari sebelum pemilihan, hasilnya masih fluktuatif. Sehingga hasil survei itu hanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan saja.
"Jadi semuanya menjadi bahan untuk (calon) masing-masing, menjadikan ini sebagai feedback untuk bisa menata rencana strategi dan lain-lain," ujarnya.
Anies menambahkan, intenstitas survei elektabilitas Pilpres 2024 memang sedang tinggi selama beberapa waktu ini. Padahal seharusnya, intensitas yang tinggi itu terjadi jelang pemilihan.
"Kalau Pemilunya bulan depan, intensitas survei tinggi memang biasa ya. Tapi kalau sekarang, Pemilu masih delapan bulan, tapi surveinya luar biasa. Rasanya seperti tiap minggu, tiap dua minggu ada survei-survei. Jadi menggambarkan betapa perhatian tinggi, tapi juga dinamika nya bisa disebut masih sangat fluktuatif," jelasnya.
Di sisi lain, Anies mengaku telah memiliki pengalaman survei saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, Anies mengaku tak pernah masuk posisi teratas namun justru menang dalam pemilihan.
"Ketika Pilkada di DKI, belum ada survei yang menunjukkan kita nomor satu. nomor dua pun satu-dua (survei). Dan litbang yang sama itu dulu menempatkan kami nomor tiga jauh sekali. Ketika hasil Pilkada ternyata berbeda," bebernya.
Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa masih ada waktu sekitar delapan bulan jelang Pilpres 2024. Ia mengaku, masih banyak potensi fluktuasi dan hasil survei elektabilitas ini bakal dijadikan sebagai masukan.
"Kalau soal optimisme, optimisme tinggi. Bahkan kami sangat optimistis. Karena kita merasakan aspirasi, keinginan tentang perubahan, aspirasi tentang penomorsatuan keadilan itu bergaung dimana-mana. Jadi kami optimis. Tentu harus berusaha, tidak mungkin hanya dengan optimisme saja, usaha itu dijalankan," tegasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Malang: Hasil sejumlah survei menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres),
Anies Baswedan, masih rendah di bawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Saat ditanya terkait itu, Anies menjawab bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih delapan bulan lagi.
"Pilpres bulan Februari 2024, masih delapan bulan lagi. Jadi perjalanan masih panjang, masih ada kurang lebih delapan bulan lagi. Banyak hal yang bisa terjadi," katanya saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Muttaqin, Kecamatan Turen,
Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu 24 Mei 2023.
Anies menyebutkan,
survei elektabilitas apabila diselenggarkan jauh-jauh hari sebelum pemilihan, hasilnya masih fluktuatif. Sehingga hasil survei itu hanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan saja.
"Jadi semuanya menjadi bahan untuk (calon) masing-masing, menjadikan ini sebagai feedback untuk bisa menata rencana strategi dan lain-lain," ujarnya.
Anies menambahkan, intenstitas survei elektabilitas Pilpres 2024 memang sedang tinggi selama beberapa waktu ini. Padahal seharusnya, intensitas yang tinggi itu terjadi jelang pemilihan.
"Kalau Pemilunya bulan depan, intensitas survei tinggi memang biasa ya. Tapi kalau sekarang, Pemilu masih delapan bulan, tapi surveinya luar biasa. Rasanya seperti tiap minggu, tiap dua minggu ada survei-survei. Jadi menggambarkan betapa perhatian tinggi, tapi juga dinamika nya bisa disebut masih sangat fluktuatif," jelasnya.
Di sisi lain, Anies mengaku telah memiliki pengalaman survei saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, Anies mengaku tak pernah masuk posisi teratas namun justru menang dalam pemilihan.
"Ketika Pilkada di DKI, belum ada survei yang menunjukkan kita nomor satu. nomor dua pun satu-dua (survei). Dan litbang yang sama itu dulu menempatkan kami nomor tiga jauh sekali. Ketika hasil Pilkada ternyata berbeda," bebernya.
Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa masih ada waktu sekitar delapan bulan jelang Pilpres 2024. Ia mengaku, masih banyak potensi fluktuasi dan hasil survei elektabilitas ini bakal dijadikan sebagai masukan.
"Kalau soal optimisme, optimisme tinggi. Bahkan kami sangat optimistis. Karena kita merasakan aspirasi, keinginan tentang perubahan, aspirasi tentang penomorsatuan keadilan itu bergaung dimana-mana. Jadi kami optimis. Tentu harus berusaha, tidak mungkin hanya dengan optimisme saja, usaha itu dijalankan," tegasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)