Magelang: Jurnalis dari berbagai media massa yang tergabung di Pokja Balai Wartawan Jakarta Pusat memberikan pelatihan jurnalistik kepada para santri, alumni, hingga tim media Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Mereka juga diberikan ilmu melawan informasi hoaks.
Pengasuh Ponpes Pabelan KH Ahmad Nadjib Amin Hamam mengatakan, pihaknya belum pernah mendapat pelatihan jurnalistik. Menurutnya, kesadaran membaca dan menulis pada anak-anak harus lebih digencarkan.
"Generasi muda sekarang punya kecenderungan malas membaca dan menulis. Ini harus digencarkan untuk menghadapi kemajuan teknologi yang berkembang pesat," kata Kiai Ahmad.
Kegiatan BWJP mengajar sangat didukung oleh Ponpes Pabelan karena selaras dengan visi-misi Ponpes Pabelan, yakni aca Alquran, baca buku, baca diri, baca situasi, baca pengalaman.
"Anak-anak yang sekarang ada di sini kamu harus bersyukur kenapa? Karena ini acara ini acara yang langka, jarang terjadi, mahal harganya, jarang didapat," kata KH Nadjib dalam sambutannya.
Ponpes yang sudah melahirkan tokoh-tokoh besar macam Anies Baswedan itu bersyukur, sudah memiliki beragam fasilitas untuk menjalankan proses belajar mengajar.
"Kalian sekarang dimudahkan oleh fasilitas sehingga jarang menulis di buku. Zaman dulu kalau mau buku, apa-apa orang-orang itu surat menyurat paling tidak satu halaman. Mudah-mudahan ini adalah Awal yang bukan terakhir tapi akan menyusul acara berikutnya untuk anak Pabelan,” ujarnya.
Ketua Panitia BWJP ke goes to Jogja C. Dior Silitonga mengatakan, kegiatan ini tidak sebatas pelatihan jurnalistik, tetapi juga upaya memberi pemahaman terkait berita-berita bohong yang saat ini menjamur di media sosial.
"Kita memberikan pengajaran dan pemahaman dalam menangkal info hoaks. Terlebih saat ini medsos cukup banyak informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan kejadian yang sudah lewat tapi diputar ulang seolah-olah kejadian baru," katanya.
Dia berharap setelah mendapat pelatihan, para santri tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum diketahui kebenarannya.
"Kita memberikan pengajaran agar mereka mampu memeriksa kebenaran informasi melalui media-media mainstream. Bisa juga mencari informasi melalui saudara terdekat jika kebetulan lokasi peristiwa dekat," katanya.
Seperti diketahui, pokja Balai Wartawan Jakarta Pusat (BWJP) menggelar pelatihan jurnalistik sebagai bagian rangkaian acara ulang tahun ke-20 BWPJ. Pelatihan dasar-dasar jurnalistik itu ditutup dengan latihan dan lomba menulis yang dinilai langsung jurnalis-jurnalis senior.
Magelang: Jurnalis dari berbagai media massa yang tergabung di Pokja Balai Wartawan Jakarta Pusat memberikan pelatihan jurnalistik kepada para santri, alumni, hingga tim media Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Mereka juga diberikan ilmu melawan informasi hoaks.
Pengasuh Ponpes Pabelan KH Ahmad Nadjib Amin Hamam mengatakan, pihaknya belum pernah mendapat pelatihan jurnalistik. Menurutnya, kesadaran membaca dan menulis pada anak-anak harus lebih digencarkan.
"Generasi muda sekarang punya kecenderungan malas membaca dan menulis. Ini harus digencarkan untuk menghadapi kemajuan teknologi yang berkembang pesat," kata Kiai Ahmad.
Kegiatan BWJP mengajar sangat didukung oleh Ponpes Pabelan karena selaras dengan visi-misi Ponpes Pabelan, yakni aca Alquran, baca buku, baca diri, baca situasi, baca pengalaman.
"Anak-anak yang sekarang ada di sini kamu harus bersyukur kenapa? Karena ini acara ini acara yang langka, jarang terjadi, mahal harganya, jarang didapat," kata KH Nadjib dalam sambutannya.
Ponpes yang sudah melahirkan tokoh-tokoh besar macam Anies Baswedan itu bersyukur, sudah memiliki beragam fasilitas untuk menjalankan proses belajar mengajar.
"Kalian sekarang dimudahkan oleh fasilitas sehingga jarang menulis di buku. Zaman dulu kalau mau buku, apa-apa orang-orang itu surat menyurat paling tidak satu halaman. Mudah-mudahan ini adalah Awal yang bukan terakhir tapi akan menyusul acara berikutnya untuk anak Pabelan,” ujarnya.
Ketua Panitia BWJP ke goes to Jogja C. Dior Silitonga mengatakan, kegiatan ini tidak sebatas pelatihan jurnalistik, tetapi juga upaya memberi pemahaman terkait berita-berita bohong yang saat ini menjamur di media sosial.
"Kita memberikan pengajaran dan pemahaman dalam menangkal info hoaks. Terlebih saat ini medsos cukup banyak informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, bahkan kejadian yang sudah lewat tapi diputar ulang seolah-olah kejadian baru," katanya.
Dia berharap setelah mendapat pelatihan, para santri tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum diketahui kebenarannya.
"Kita memberikan pengajaran agar mereka mampu memeriksa kebenaran informasi melalui media-media mainstream. Bisa juga mencari informasi melalui saudara terdekat jika kebetulan lokasi peristiwa dekat," katanya.
Seperti diketahui, pokja Balai Wartawan Jakarta Pusat (BWJP) menggelar pelatihan jurnalistik sebagai bagian rangkaian acara ulang tahun ke-20 BWPJ. Pelatihan dasar-dasar jurnalistik itu ditutup dengan latihan dan lomba menulis yang dinilai langsung jurnalis-jurnalis senior.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)