medcom.id, Makassar: Masyarakat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat diminta waspada terkait adanya penyusup yang berasal dari jaringan Kelompok Santoso menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Dicky Sondani mengatakan, masyarakat di perbatasan dua provinsi ini terus diperingatkan agar tetap waspada.
"Kita berikan kesadaran masyarakat perbatasan, untuk memberikan info bila ada warga asing di luar Sulsel yang masuk wilayah," kata Dicky di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (21/12/2016).
Dicky mengatakan, warga yang berasal dari luar Sulawesi Selatan dapat dikenali melalui dialek bahasanya. Ia pun meminta warga perbatasan memahami hal ini untuk mencegah masuknya penyusup Kelompok Santoso ke daerah tersebut.
"Karena di perbatasan, pergerakan lalu lintas padat. Orang Sulteng biasa berbelanja ke Sulsel. Arus barang dan penumpang cukup tinggi," tambah dia.
Dicky menilai kepadatan pergerakan itu bisa dimanfaatkan kelompok teror untuk masuk ke Sulsel. Beruntung, kata dia, kondisi wilayah Sulsel masih aman hingga saat ini.
"Sulsel perumahan ibadah aman," kata dia.
Operasi Tinombala yang dilakukan untuk menumpas jaringan Kelompok Santoso masih berjalan. Terakhir, terjadi kontak senjata antara tim satgas dengan anggota kelompok jaringan Santoso. Kontak senjata itu menewaskan satu prajurit TNI.
Anggota TNI yang tewas adalah Pratu Yusuf Baharudin. Dia tewas usai terkena tembak di bagian dada dan punggung. Jenazah pun telah dievakuasi ke RSUD Poso.
Kelompok Santoso diketahui kian melemah. Anggota jaringan ini diperkirakan tersisa belasan orang. Tim satgas pun terus memburu keberadaan mereka yang diperkirakan melarikan diri ke pegunungan.
medcom.id, Makassar: Masyarakat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat diminta waspada terkait adanya penyusup yang berasal dari jaringan Kelompok Santoso menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Dicky Sondani mengatakan, masyarakat di perbatasan dua provinsi ini terus diperingatkan agar tetap waspada.
"Kita berikan kesadaran masyarakat perbatasan, untuk memberikan info bila ada warga asing di luar Sulsel yang masuk wilayah," kata Dicky di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (21/12/2016).
Dicky mengatakan, warga yang berasal dari luar Sulawesi Selatan dapat dikenali melalui dialek bahasanya. Ia pun meminta warga perbatasan memahami hal ini untuk mencegah masuknya penyusup Kelompok Santoso ke daerah tersebut.
"Karena di perbatasan, pergerakan lalu lintas padat. Orang Sulteng biasa berbelanja ke Sulsel. Arus barang dan penumpang cukup tinggi," tambah dia.
Dicky menilai kepadatan pergerakan itu bisa dimanfaatkan kelompok teror untuk masuk ke Sulsel. Beruntung, kata dia, kondisi wilayah Sulsel masih aman hingga saat ini.
"Sulsel perumahan ibadah aman," kata dia.
Operasi Tinombala yang dilakukan untuk menumpas jaringan Kelompok Santoso masih berjalan. Terakhir, terjadi kontak senjata antara tim satgas dengan anggota kelompok jaringan Santoso. Kontak senjata itu menewaskan satu prajurit TNI.
Anggota TNI yang tewas adalah Pratu Yusuf Baharudin. Dia tewas usai terkena tembak di bagian dada dan punggung. Jenazah pun telah dievakuasi ke RSUD Poso.
Kelompok Santoso diketahui kian melemah. Anggota jaringan ini diperkirakan tersisa belasan orang. Tim satgas pun terus memburu keberadaan mereka yang diperkirakan melarikan diri ke pegunungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)