Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan tidak akan menjatuhkan sanksi bagi warga yang kedapatan keluyuran pada hari pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hanya meminta kesadaran warga berdiam diri di rumah selama dua hari pada akhir pekan ini.
"Saya tidak memaksa, pun tidak ada sanksi dan denda. Ini gerakan mengetuk kesadaran bersama. Semacam hening cipta yang agak lama," kata Ganjar, di Semarang, Kamis, 3 Februari 2021.
Menurut Ganjar, Gerakan Jateng di Rumah Saja lahir dari rasa empati terhadap ribuan warga Jateng yang meninggal akibat covid-19. Ia menegaskan korban covid-19 meninggal di Jateng sudah terlalu banyak.
"Saya meminta di rumah saja, tidak ada keluar di jalan, jangan bepergian, karena sudah terlalu banyak tenaga kesehatan meninggal. Kiai, orang tua, guru, teman, tetangga, dan saudara kita yang tiada," jelas Ganjar.
Baca juga: Pria di Ciputat Kritis Diduga Dibakar Istri
Gerakan Jateng di Rumah Saja akan dimulai pada 6 dan 7 Januari 2021. Gerakan ini mengimbau warga Jateng untuk tidak melakukan aktivitas di luar lingkungan rumah atau tempat tinggal masing-masing.
Saat pelaksanaan Gerakan Jateng dimulai, Bupati dan Wali Kota di Jateng harus menutup car free day, jalan, toko/mal, pasar, dan destinasi wisata serta pusat rekreasi. Selain itu, mereka diminta melakukan pembatasan hajatan dan pernikahan, serta kegiatan lain yang berpotensi memunculkan kerumunan.
Ganjar menyatakan Jateng di Rumah Saja bukan sinyal penerapan lockdown. Dia mengatakan dua hari di rumah bertujuan mendisiplinkan warga dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19.
“Kita sedang belajar disiplin, bukan lockdown. Karena faktanya kedisiplinan masyarakat sudah mulai menurun dan ini yang kita coba lalukan dengan cara lebih persuasif,” bebernya.
Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan tidak akan menjatuhkan sanksi bagi warga yang kedapatan keluyuran pada hari pelaksanaan Gerakan Jateng di Rumah Saja. Gubernur Jawa Tengah,
Ganjar Pranowo hanya meminta kesadaran warga berdiam diri di rumah selama dua hari pada akhir pekan ini.
"Saya tidak memaksa, pun tidak ada sanksi dan denda. Ini gerakan mengetuk kesadaran bersama. Semacam hening cipta yang agak lama," kata Ganjar, di Semarang, Kamis, 3 Februari 2021.
Menurut Ganjar, Gerakan Jateng di Rumah Saja lahir dari rasa empati terhadap ribuan warga Jateng yang meninggal akibat covid-19. Ia menegaskan korban covid-19 meninggal di Jateng sudah terlalu banyak.
"Saya meminta di rumah saja, tidak ada keluar di jalan, jangan bepergian, karena sudah terlalu banyak tenaga kesehatan meninggal. Kiai, orang tua, guru, teman, tetangga, dan saudara kita yang tiada," jelas Ganjar.
Baca juga:
Pria di Ciputat Kritis Diduga Dibakar Istri
Gerakan Jateng di Rumah Saja akan dimulai pada 6 dan 7 Januari 2021. Gerakan ini mengimbau warga Jateng untuk tidak melakukan aktivitas di luar lingkungan rumah atau tempat tinggal masing-masing.
Saat pelaksanaan Gerakan Jateng dimulai, Bupati dan Wali Kota di Jateng harus menutup car free day, jalan, toko/mal, pasar, dan destinasi wisata serta pusat rekreasi. Selain itu, mereka diminta melakukan pembatasan hajatan dan pernikahan, serta kegiatan lain yang berpotensi memunculkan kerumunan.
Ganjar menyatakan Jateng di Rumah Saja bukan sinyal penerapan
lockdown. Dia mengatakan dua hari di rumah bertujuan mendisiplinkan warga dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19.
“Kita sedang belajar disiplin, bukan
lockdown. Karena faktanya kedisiplinan masyarakat sudah mulai menurun dan ini yang kita coba lalukan dengan cara lebih persuasif,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)