Tuban: Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, sudah dibuka kembali untuk beribadah umat Konghucu, mulai Sabtu, 14 November 2020, di ruangan lithang konfusiani. Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) ini sebelumnya ditutup sejak 28 Juli 2020, akibat konflik kepengurusan.
Sembahyang perdana dihadiri oleh Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Wawan Djunaedi. Ia meminta agar tidak ada lagi kemelut yang mengakibatkan kelenteng kembali gaduh.
"Saya minta agar semua masalah bisa diselesaikan secara mediasi, dicari yang terbaik, sehingga yang menang adalah umat," pesan Wawan, Minggu, 15 November 2020.
Baca juga: Ricuh, Rombongan Kemenag Diusir dari Klenteng di Tuban
Ia menambahkan, keberadaan TITD adalah simbolis yang harus mengedepankan untuk kerukunan umat beragama. Sebab kelenteng Kwan Sing Bio merupakan rumah ibadah yang menaungi tiga ajaran, yakni Tao, Konghucu, dan Buddha.
"Orang bisa masuk ke TITD, artinya secara keimanan bisa menerima keberagaman,” tegas dia.
Dalam kesempatan itu, Alim Sugiantoro, Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban, menyambut baik saran dari Kemenag.
"Kita sangat berterima kasih sama Pak Wawan karena dia sangat antusias sekali untuk membimbing agama Konghucu agar bisa bersatu dan menghormati agama lain,” terang Alim.
Alim sepakat dinamika internal di kelenteng harus diselesaikan secara mediasi. Hal itu sudah dilakukan saat pembukaan kelenteng yang dilakukan oleh tiga tokoh berpengaruh yaitu Bos Maspion Grup Alim Markus, Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto, dan Paulus Welly Affandi (Wefan), pada Minggu, 25 Oktober 2020.
"Jalur mediasi sudah ada, saat gerbang pintu kelenteng ini dibuka dengan melibatkan tiga tokoh untuk menyelesaikan masalah ini," tutur dia.
Jika masih ada pihak yang mempersoalkan, jelas Alim, dipastikan hanya segelintir umat. Bukan suara mayoritas sebab semua telah sepakat setiap persoalan diselesaikan dengan jalur mediasi demi kerukunan umat beragama.
"Saya sepakat semua masalah diselesaikan secara mediasi, dan saya kira persoalan sudah selesai,” jelasnya.
Sembahyang yang dilakukan umat Konghucu ini dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan, jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan. (M Yakub)
Tuban: Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur, sudah dibuka kembali untuk
beribadah umat Konghucu, mulai Sabtu, 14 November 2020, di ruangan lithang konfusiani. Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) ini sebelumnya ditutup sejak 28 Juli 2020, akibat konflik kepengurusan.
Sembahyang perdana dihadiri oleh Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Wawan Djunaedi. Ia meminta agar tidak ada lagi kemelut yang mengakibatkan kelenteng kembali gaduh.
"Saya minta agar semua masalah bisa diselesaikan secara mediasi, dicari yang terbaik, sehingga yang menang adalah umat," pesan Wawan, Minggu, 15 November 2020.
Baca juga:
Ricuh, Rombongan Kemenag Diusir dari Klenteng di Tuban
Ia menambahkan, keberadaan TITD adalah simbolis yang harus mengedepankan untuk kerukunan umat beragama. Sebab kelenteng Kwan Sing Bio merupakan rumah ibadah yang menaungi tiga ajaran, yakni Tao, Konghucu, dan Buddha.
"Orang bisa masuk ke TITD, artinya secara keimanan bisa menerima keberagaman,” tegas dia.
Dalam kesempatan itu, Alim Sugiantoro, Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban, menyambut baik saran dari Kemenag.
"Kita sangat berterima kasih sama Pak Wawan karena dia sangat antusias sekali untuk membimbing agama Konghucu agar bisa bersatu dan menghormati agama lain,” terang Alim.