Delegasi Ekspatriat Pemerintah Jepang membakar tengkorak para serdadunya yang meninggal saat Perang Dunia II di Jayapura, Senin (6/10/2014). MI/Marcelinus Kelen
Delegasi Ekspatriat Pemerintah Jepang membakar tengkorak para serdadunya yang meninggal saat Perang Dunia II di Jayapura, Senin (6/10/2014). MI/Marcelinus Kelen

Jepang Bakar Tulang 61 Serdadu Perang Dunia II di Jayapura

Marcelinus Kelen • 06 Oktober 2014 20:28
medcom.id, Jayapura: Delegasi Ekspatriat Pemerintah Jepang membakar tengkorak para serdadunya yang meninggal saat Perang Dunia II di Papua. Upacara pembakaran tulang 61 prajurit digelar guna membawa abu mereka ke Negeri Sakura.
 
Upacara pembakaran dilakukan di Kampong Puay, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (6/10/2014). Kampung Puay merupakan salah satu lokasi gugurnya ribuan serdadu Jepang saat Perang Dunia II di Papua.
 
Acara dihadiri perwakilan pemerintah daerah dan Kedutaan Besar Jepang di Indonesia. Tampak pula keluarga para serdadu yang gugur memberi penghormatan sebelum proses pembakaran tulang dilakukan.

"Kami sangat bahagia hari ini, bisa mencapai tujuan menjemput pulang keluarga kami. Anda yang berjuang dan jauh tentu sangat menantikan pulang kerumah. Hari ini kami kremasikan dan bawa pulang ke Tanah Air Jepang yang tak pernah anda lupakan seharipun. Terimakasih semua pihak terutama masyarakat Desa Puay," kata ketua delegasi ekspatriat Jepang, Naito Masao, dalam sambutannya.
 
Yan Eraheal, warga Kampong Puay yang selama ini mengkoordinasi penggalian jasad dan tulang serdadu Jepang mengatakan proses pembakaran dan pengambilan abu itu adalah yang kedua kalinya. Yang pertama dilakukan tahun lalu.
 
"Saat itu ada 102 tulang belulang tentara Jepang yang dibakar. Jadi totalnya sudah 163 tentara. Selain tentara Jepang, banyak juga kerangka tentara Amerika dan warga Mongolia serta lokal. Lihat saja, dari 40 karung kerangka yang kami gali, hanya ada Lima karung yang dikenali forensik sebagai tentara Jepang dan dibakar hari ini," kata Yan.
 
Dia mengungkapkan, masih banyak lagi jasad tulang belulang serdadu Jepang di sekitar desanya. "Lihat saja di bawah lokasi penggalian itu. Tulang belulang sangat banyak. Bahkan ada berserakan di atas tanah," ujar Yan sambil mengajak menunjuk lokasi penggalian.
 
Menurut Yan, komunikasi dengan pihak Jepang bermula saat seorang warga Jepang bernama Iwabuchi datang ke desanya pada 2008. Dia datang untuk mengecek tiap kerangka tulang yang ditemukan di sana.
 
"Ini misi mulia, tak ada bantuan pemerintah hanya inisiatif sendiri kami di kampung setelah bertemu Pak Iwabuchi. Kami bayangkan jika itu kami yang meninggal dan tanah orang rindu kampung," sambung Yan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(JCO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan