Jepara: Kekeringan dan krisis air bersih dampak musim kemarau di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, naik status dari siaga menjadi tanggap darurat lantaran jumlah kecamatan terdampak bertambah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Norisdiyanto, mengatakan mulai hari ini status darurat kekeringan dan krisis air bersih menjadi tanggap darurat. Bila sebelumnya hanya tiga kecamatan yang terdampak, saat ini bertambah menjadi enam. Yaitu Kecamatan Donorojo, Keling, Kembang, Kedung, Pecangaan, dan Nalumsari.
“Per hari ini statusnya naik, karena yang terdampak bertambah,” kata Arwin, Selasa, 12 September 2023.
Selain kecamatan yang terdampak bertambah, faktor lain yang menjadikan dasar meningkatkan status menjadi tanggap darurat ialah berkurangnya debit air sungai.
Menurunnya debit air sungai Welahan Serang Drainase (SWD) II yang melintas di Kecamatan Welahan, Kalinyamatan, Pecangaan dan Kedung. Seperti diketahui, air sungai SWD II menjadi air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumber pengairan sawah, dan pengarian peternakan.
"Debit air sungai sangat kering, sudah tipis tidak bisa diambil," jelas Arwin.
Berdasarkan peringatan dini kekeringan meteorologis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak kemarin, Senin 11 September 2023, Kabupaten Jepara masuk ke dalam salah satu wilayah dengan status awas kekeringan. Hal tersebut berdasarkan analisis hari tanpa hujan dan curah hujan. Serta prakiraan curah hujan probabilistik.
Jepara: Kekeringan dan krisis air bersih dampak musim
kemarau di Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah, naik status dari siaga menjadi tanggap darurat lantaran jumlah kecamatan terdampak bertambah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Arwin Norisdiyanto, mengatakan mulai hari ini status darurat kekeringan dan krisis air bersih menjadi tanggap darurat. Bila sebelumnya hanya tiga kecamatan yang terdampak, saat ini bertambah menjadi enam. Yaitu Kecamatan Donorojo, Keling, Kembang, Kedung, Pecangaan, dan Nalumsari.
“Per hari ini statusnya naik, karena yang terdampak bertambah,” kata Arwin, Selasa, 12 September 2023.
Selain kecamatan yang terdampak bertambah, faktor lain yang menjadikan dasar meningkatkan status menjadi tanggap darurat ialah berkurangnya debit air sungai.
Menurunnya debit air sungai Welahan Serang Drainase (SWD) II yang melintas di Kecamatan Welahan, Kalinyamatan, Pecangaan dan Kedung. Seperti diketahui, air sungai SWD II menjadi air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumber pengairan sawah, dan pengarian peternakan.
"Debit air sungai sangat kering, sudah tipis tidak bisa diambil," jelas Arwin.
Berdasarkan peringatan dini kekeringan meteorologis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sejak kemarin, Senin 11 September 2023, Kabupaten Jepara masuk ke dalam salah satu wilayah dengan status awas kekeringan. Hal tersebut berdasarkan analisis hari tanpa hujan dan curah hujan. Serta prakiraan curah hujan probabilistik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(DEN)
