Tangerang: Ajang fashion internasional Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2023 di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, mengkampanyekan bahaya limbah tekstil. Misi perbaikan lingkungan melalui produk-produk ditampilkan di ajang JF3 yang ke-19 tersebut.
Perancang busana Nes by HDK, Helen Dewi Kirana, mengatakan 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi limbah tekstil. Dirinya menyadari tren busana saat pagi dan malam hari memiliki dampak yang kurang baik bagi lingkungan, lantaran menghasilkan pencemaran tekstil yang tidak sedikit, dari pewarna, kain dan lain-lain.
"Melalui koleksi di JF3 ini, saya tunjukan tidak salah penggunaan berulang produk berbahan pakaian yang sama. Tema 'from dusk till dawn' ini sebenarnya menunjukkan barang yang sama bisa dipakai terus gaya kasual sampai formal," kata Heelen di Tangerang, Rabu, 19 Juli 2023.
Helen menuturkan untuk menghindari pencemaran lingkungan tersebut, dirinya menonjolkan produk warisan budaya Indonesia seperti batik. Selain itu batik pun dapat dipadu-padankan dengan gaya busana kasual, non formal hingga formal.
"Jumlah motif batik di Indonesia ribuan. Bahkan saya telah bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengumpulkan motif batik," jelasnya.
Adapun target pemakai kain batik koleksi senja hingga subuh dari Nes by HDK memiliki rentang usia 20 sampai 30 tahun. Meski umumnya, kata Helen, penyuka kain batik di Indonesia berusia di atas 30 tahun.
"Kami mencoba membuat tren, bukan mengikuti tren. Misinya harus lingkungan. Pilarnya empat, education, environment, women empowerment and children empowerment," jelasnya.
Teknik pembuatan busana koleksi NES by HDK antara lain pengikatan (tie-dye) asal Jepang yang disebut shibori. Kemudian, pewarnaan khas nusantara salah satunya 'piring selampad'.
Tangerang: Ajang fashion internasional Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2023 di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, mengkampanyekan bahaya limbah
tekstil. Misi perbaikan
lingkungan melalui produk-produk ditampilkan di ajang JF3 yang ke-19 tersebut.
Perancang busana Nes by HDK, Helen Dewi Kirana, mengatakan 33 juta ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, satu juta ton di antaranya menjadi
limbah tekstil. Dirinya menyadari tren busana saat pagi dan malam hari memiliki dampak yang kurang baik bagi lingkungan, lantaran menghasilkan pencemaran tekstil yang tidak sedikit, dari pewarna, kain dan lain-lain.
"Melalui koleksi di JF3 ini, saya tunjukan tidak salah penggunaan berulang produk berbahan pakaian yang sama. Tema 'from dusk till dawn' ini sebenarnya menunjukkan barang yang sama bisa dipakai terus gaya kasual sampai formal," kata Heelen di Tangerang, Rabu, 19 Juli 2023.
Helen menuturkan untuk menghindari pencemaran lingkungan tersebut, dirinya menonjolkan produk warisan budaya Indonesia seperti batik. Selain itu batik pun dapat dipadu-padankan dengan gaya busana kasual, non formal hingga formal.
"Jumlah motif batik di Indonesia ribuan. Bahkan saya telah bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam mengumpulkan motif batik," jelasnya.
Adapun target pemakai kain batik koleksi senja hingga subuh dari Nes by HDK memiliki rentang usia 20 sampai 30 tahun. Meski umumnya, kata Helen, penyuka kain batik di Indonesia berusia di atas 30 tahun.
"Kami mencoba membuat tren, bukan mengikuti tren. Misinya harus lingkungan. Pilarnya empat, education, environment, women empowerment and children empowerment," jelasnya.
Teknik pembuatan busana koleksi NES by HDK antara lain pengikatan (tie-dye) asal Jepang yang disebut shibori. Kemudian, pewarnaan khas nusantara salah satunya 'piring selampad'.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)