Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus Hingga September

Hendrik Simorangkir • 08 Agustus 2023 10:39
Tangerang: BMKG menyatakan musim kemarau pada tahun ini akan menyebabkan curah hujan terjadi sangat rendah dan lebih kering dibandingkan pada tiga tahun sebelumnya.
 
Hal tersebut akibat adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di Samudra Hindia, hingga berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.
 
Pejabat Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG), BMKG Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang, Maria Evi Trianasari, mengatakan indeks El Nino pada Juli mencapai level moderate, sedangkan IOD sudah memasuki level index yang positif.

Fenomena El Nino dan IOD positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah. 
 
"Puncak kemarau 2023 diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan pada 2020. Fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional, karena adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan," kata Maria di Tangerang, Selasa, 8 Agustus 2023. 
 
Baca: Tujuh Kelurahan di Kota Padang Menghadapi Kekeringan
 

Maria menuturkan El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, yanga mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur.
 
Sedangkan Indian Ocean Dipole adalah fenomena penyimpangan SML di Samudra Hindia, penyeimbangan SML ini dapat menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau masa udara. 
 
"Dengan ini, pada fenomena El Nino menyebabkan kekeringan yang diperlukannya antisipasi. Dan fenomena IOD menyebabkan berkurangnya curah hujan, sehingga menjadi kekeringan yang lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya," jelasnya. 
 
Maria menjelaskan dalam dua fenomena tersebut nilai positifnya yakni potensi panen garam akan meningkat, potensi tangkapan ikan juga akan meningkat, serta meningkatnya produksi padi pada lahan rawa lebak. Sedangkan, lanjutnya, untuk negatifnya kekeringan sumber daya air bersih, berpotensi gagal panen dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 
 
"Masyarakat diimbau untuk bisa menghemat penggunaan air dalam aktivitas sehari-hari, serta menampung hujan yang masih mungkin turun sebagai cadangan air dan cegah karhutla," jelasnya.
 
Sementara Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyiapkan posko siaga dengan menyiagakan seluruh sarana prasarana terkait kebakaran dan mitigasi lainnya di wilayahnya.
 
"Itu bertujuan untuk mencegah dampak kekeringan adanya fenomena El Nino, yang diindikasi meningkatkan risiko kebakaran," beber Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Maryono Hasan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan