Ilustrasi nyepi. Foto: Antara
Ilustrasi nyepi. Foto: Antara

Sederet Upacara Adat Menyambut Hari Raya Nyepi di Bali

MetroTV • 21 Maret 2023 13:58

Jakarta: Nyepi merupakan perayaan umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Menjelang perayaannya, masyarakat Hindu akan menjalani beberapa rangkaian upacara adat terlebih dahulu.
 
Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai sebagai hari penyucian dewa-dewa. Nyepi berasal dari kata sepi yang berarti sunyi. 
 
Namun sebelum merayakannya, umat Hindu di Bali akan melakukan beberapa rangkaian upacara adat berikut ini:

1. Melasti

Melasti berarti membersihkan Bhuana Alit (kekuatan dalam diri manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta) yang dilaksanakan di segara atau laut. Upacara Melasti dilakukan tiga atau dua hari sebelum Hari Raya Nyepi.

Dalam pelaksanaan Melasti, pralingga-pralingga yang berupa Rangda, Barong, Arca, dan Pretima akan diarak mengelilingi desa menuju ke pantai terdekat. Karena menurut umat Hindu, laut adalah sumber air suci dan bisa menyucikan segala ‘kotor’ pada manusia dan alam.
 
Masyarakat Hindu yang mengikuti upacara Melasti umumnya mengenakan pakaian putih.

2. Tawur Agung Kesanga

Mengutip laman djkn.kemenkeu.go.id, Upacara Tawur Agung Kesanga dilaksanakan sehari sebelum Nyepi di Lapangan Puputan Badung Denpasar.
 
Upacara ini bermakna membersihkan Jagad Bhuana Alit dan Bhuana Agung berdasarkan konsep Tri Hita Karana atau menyelaraskan hubungan tiga elemen penting, yakni manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia.
 
Tawur Agung Kesanga adalah upacara Bhuta Yadnya yang dilakukan untuk kesejahteraan dan keselarasan alam.

3. Meracu dan Pengrupukan

Meracu diikuti oleh upacara Pengrupukan, yaitu menyebar nasi Tawur, mengobor-obori rumah, serta memukul benda-benda seperti kentongan hingga gaduh. Ini bermaksud untuk mengusir Buta Kala di lingkungan rumah.
 
Sementara Pengrupukan bermakna sebagai pengusiran Buta Kala yang ada di sekitar tempat tinggal. Karena itu, Pengrupukan dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang tidak lain adalah perwujudan Buta Kala yang diarak keliling desa sebelum dibakar.

4. Nyepi

Setelahnya, masyarakat Hindu memasuki puncak Hari Raya Nyepi. Di hari ini suasana di Bali akan berubah seperti kota mati. Tidak ada aktivitas yang dilakukan guna menghormati masyarakat yang sedang melaksanakan Catur Brata atau penyepian.
 
Keheningan pada saat nyepi adalah bentuk introspeksi atau menyucikan diri dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan kehidupan duniawi dalam sehari penuh. Umat Hindu yang mampu pun disarankan untuk berpuasa selama 24 jam.
 
Ada empat berata pantangan yang wajib diikuti saat Hari Raya Nyepi, diantaranya adalah Amati Geni yang berarti berpantang menyalakan api.

5. Ngembak Geni

Sehari setelah Nyepi, umat Hindu mengadakan Ngembak Geni. Dalam bahasa Bali, Ngembak berarti bebas dan Geni berarti Api. Maka, Ngembak Geni diartikan sebagai kembali melakukan aktivitas.
 
Tradisi ini ini adalah penutup dari rangkaian Hari Raya Nyepi. Serupa Lebaran, Ngembak Geni menjadi momen bagi masyarakat Hindu untuk bersyukur, saling memaafkan, dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih.
 
(Fatha Annisa)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan