(Istimewa)
(Istimewa)

Tingkatkan Produksi Padi, Gubernur Jateng Bakal Sebarkan Benih Unggul

Lukman Diah Sari • 14 Februari 2023 12:07
Kabupaten Semarang: Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berencana mengedarkan benih beras rojo lele srinuk untuk meningkatkan produksi padi daerah. Beras rojo lele srinuk merupakan produk pangan unggulan Jateng asal Klaten yang dikenal berkualitas dan premium.
 
"Jadi benih srinuk yang bagus itu segera diedarkan. Kalau itu masuk dalam kategori yang unggul dan menarik, kenapa tidak untuk kita pakai," kata Ganjar usai memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Holtikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Kabupaten Semarang, Selasa, 14 Februari 2023.
 
Adapun, beras rojo lele srinuk telah dimuliakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), sehingga masa panen komoditas ini cenderung singkat dan tahan penyakit. Rojo lele srinuk sendiri memiliki keunggulan rasa dan tekstur yang pulen.

Rojo lele srinuk telah mendapatkan SK pelepasan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nomor 481/HK.540/C/10/2019. Selain itu, merk ini juga telah mendapat Hak Pelindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPT) Kementan nomor 00551/PPVT/S/2022.
 
Secara nasional, Ganjar menyebut Indonesia juga mesti memiliki benih unggul sendiri untuk membantu meningkatkan produktivitas padi daerah. Ganjar mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama-sama menciptakan benih padi yang bagus.
 
"Kita coba dorong umpama ada banyak lembaga riset yang ada di Kementerian Pertanian, cukup banyak, ada BRIN yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri," kata Ganjar.

Baca: Pengembangan SDM Jadi Kunci Genjot Pertanian Berkelanjutan


Berdasarkan data Distanbun Jateng, produktivitas pertanian untuk tanaman padi berada di kisaran 5,6 juta ton per hektare. Menurut Ganjar, produktivitas ini mesti ditingkatkan agar capaian Jateng sebagai provinsi dengan lumbung beras nasional tetap terjaga.
 
"Kalau kita bicara produktivitas, ya tantangan kita masih berat. Di tambah sekarang perubahan iklim memang membikin situasi pertanian kita berubah, apakah itu penyakit, apakah kemudian kualitas, dan sebagainya," ungkap Ganjar.
 
Dalam upaya meningkatkan produktivitas padi, Ganjar juga akan berkomunikasi ke para petani terkait pola tanam masing-masing agar luas panennya merata. Selain itu, juga berencana menggabungkan pupuk urea dan organik sebagai bahan produksi padi lantaran kebutuhannya mencapai 1.004.750,89 ton, namun alokasi yang bisa diberikan hanya 74,05 persen.
 
"Artinya kita memang kurang untuk urea. Maka apa yang mesti kita lakukan? Di beberapa tempat mulai kita dorong untuk gabungkan dengan pupuk organik. Kita juga coba komunikasi pola tanam. Tapi ini butuh komunikasi ke kawan-kawan petani agar mau. Yang kedua juga yang hilirnya nanti pedagang bersanya juga kita ajak komunikasi agar kita jaga bareng-bareng," jelas Ganjar.
 
Ganjar berharap stok beras Jateng semakin melimpah dengan peningkatan produktivitas pertanian ini. Dia akan mengontrol langsung hasil panen padi ke daerah-daerah di Jateng.
 
"Saya akan cek lagi ke beberapa daerah yang kemarin sudah panen, agar kemudian masyarakat bisa tahu, cadangannya bisa kita pantau termasuk di bakul-bakul," ungkap Ganjar.
 
Jateng juga memiliki program Peningkatan Indeks Pertanaman. Dengan program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding tahun 2020. Mulanya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat di tahun 2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan