Bogor: Aktivitas penebangan liar hutan jati seluas 16 hektare di kawasan Kampung Cikeas, Desa Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikhawatirkan warga akan menjadi bencana alam jika terus dilakukan.
"Jika lahan ini habis akan terjadi kerusakan alam dan ditakutkan juga terjadi banjir bandang. Karena seminggu terakhir hujan terus turun dengan intensitas sedang di kawasan hutan," ungkap pengelola hutan jati, Djonny Wiguna, di Desa Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 19 Agustus 2021.
Ia mengaku, potensi bencana alam tinggi karena hutan yang ditanami berbagai jenis pohon seluas 16 hektare sudah mulai botak akibat penebangan liar.
Sambung dia, penebangan liar mulai dilakukan oleh oknum yang mengaku pemilik lahan sejak 12 Agustus 2021 sampai hari ini.
"Terjadi perusakan alam oleh seseorang yang menyatakan menguasai atau memiliki tanah yang saya tempati saat ini," tegas Djonny.
Baca juga: Ribuan Paket Sembako dan Masker Disalurkan untuk Nelayan di Selat Malaka
Ia juga menjelaskan, lahan seluas 16 hektare pada ketinggian 550-650 meter di atas permukaan laut (dpl) itu telah ia ditanami 1.500 pohon jati, 1.000 bambu betung, 500 pohon afrika, dan berbagai jenis pohon lainnya sejak tahun 1958.
"Kami mengkhawatirkan penebangan pohon oleh pihak yang tengah bersengketa dengan saya itu malah menimbulkan bencana alam, tanah longsor yang akan menimpa dua kampung di bawah hutan jati ini," sebutnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Anwar Anggana mengaku, belum mengetahui aktivitas penebangan pohon di hutan jati tersebut. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) karena khawatir ada tumpang tindih kewenangan.
"Di DPKPP ada juga yang membidangi itu, nanti saya coba komunikasikan terkait penebangan pohon di hutan jati itu," katanya.
Bogor: Aktivitas penebangan liar hutan jati seluas 16 hektare di kawasan Kampung Cikeas, Desa Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikhawatirkan warga akan menjadi
bencana alam jika terus dilakukan.
"Jika lahan ini habis akan terjadi kerusakan alam dan ditakutkan juga terjadi banjir bandang. Karena seminggu terakhir hujan terus turun dengan intensitas sedang di kawasan hutan," ungkap pengelola hutan jati, Djonny Wiguna, di Desa Cisadon, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 19 Agustus 2021.
Ia mengaku, potensi bencana alam tinggi karena hutan yang ditanami berbagai jenis pohon seluas 16 hektare sudah mulai botak akibat penebangan liar.
Sambung dia, penebangan liar mulai dilakukan oleh oknum yang mengaku pemilik lahan sejak 12 Agustus 2021 sampai hari ini.
"Terjadi perusakan alam oleh seseorang yang menyatakan menguasai atau memiliki tanah yang saya tempati saat ini," tegas Djonny.
Baca juga:
Ribuan Paket Sembako dan Masker Disalurkan untuk Nelayan di Selat Malaka
Ia juga menjelaskan, lahan seluas 16 hektare pada ketinggian 550-650 meter di atas permukaan laut (dpl) itu telah ia ditanami 1.500 pohon jati, 1.000 bambu betung, 500 pohon afrika, dan berbagai jenis pohon lainnya sejak tahun 1958.
"Kami mengkhawatirkan penebangan pohon oleh pihak yang tengah bersengketa dengan saya itu malah menimbulkan bencana alam, tanah longsor yang akan menimpa dua kampung di bawah hutan jati ini," sebutnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Anwar Anggana mengaku, belum mengetahui aktivitas penebangan pohon di hutan jati tersebut. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) karena khawatir ada tumpang tindih kewenangan.
"Di DPKPP ada juga yang membidangi itu, nanti saya coba komunikasikan terkait penebangan pohon di hutan jati itu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)