"Waspadai adanya awan panas guguran di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, di Manado, Minggu, 29 Oktober 2023.
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor.
"Perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut. Selain itu perlu juga diwaspadai terjadinya lahar waktu hujan dari kali yang berhulu di puncak kawah," ajaknya.
Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya masih tinggi sehingga tingkat aktivitasnya masih pada level tiga siaga.
Pada tingkat aktivitas siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.
Baca: Berstatus Waspada, Warga Dilarang Mendekati Gunung Ile Lewotolok Lembata |
Masyarakat di sekitar gunung dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu. Pemantauan secara intensif oleh PVMBG, kata Hendra, tetap dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang.
"Masyarakat diharap tetap tenang tidak terpancing berita bohong tentang erupsi Gunung Karangetang serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro," ajaknya.
Sejak erupsi efusif panas awal Februari 2023, PVMBG masih mempertahankan status Gunung Karangetang walaupun dalam laporan evaluasi belakangan ini, aktivitas gempa guguran relatif cenderung menurun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id