Bandung: Pusat data milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat kerap mendapat ancaman peretasan dari berbagai negara di Asia hingga Eropa. Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar pun mengeklaim para peretas gagal untuk menjebol berbagai data.
"Banyak, dari berbagai negara. Ada Rusia, Jepang, Amerika, China, Vietnam, Kamboja, Singapura juga ada," ujar Kepala Diskominfo Jabar, Ika Mardiah, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 2 Juli 2024.
Ika mengaku, negara-negara asal peretas tersebut diketahui setelah tim siber Diskominfo Jabar menelusuri melalui alamat yang mengidentifikasi perangkat di internet atau jaringan lokal atau IP Address yang digunakan pelaku peretas tersebut.
"Setelah dicek, ketahuan dari alamat IP-nya. Langsung kita tutup," sahutnya.
Ia menegaskan, pentingnya penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan terus dilakukan, guna mencegah terjadinya peretasan. Pelatihan tersebut, lanjutnya, harus dilakukan hingga tingkat kabupaten/kota.
"Tugasnya memantau setiap trafik di pusat data. Apabila ada yang mencurigakan, segera dilakukan penanganan. Mereka diberi pelatihan, termasuk menjadi hacker. Untuk mengenali musuh, harus punya kemampuan musuh juga," bebernya.
Sementara itu, tahun ini Diskominfo Jabar mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk melindungi pusat data. Anggaran tersebut pun untuk berbagai macam kebutuh termasuk penguatan SDM hingga pembaharuan sistem keamanan.
"Rp3 miliar enggak ada apa-apanya, karena data itu sangat penting. Istilah sekarang, new oil," ungkapnya.
Bandung: Pusat data milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat kerap mendapat ancaman
peretasan dari berbagai negara di Asia hingga Eropa. Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar pun mengeklaim para
peretas gagal untuk menjebol berbagai data.
"Banyak, dari berbagai negara. Ada Rusia, Jepang, Amerika, China, Vietnam, Kamboja, Singapura juga ada," ujar Kepala Diskominfo Jabar, Ika Mardiah, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa 2 Juli 2024.
Ika mengaku, negara-negara asal peretas tersebut diketahui setelah tim siber Diskominfo Jabar menelusuri melalui alamat yang mengidentifikasi perangkat di internet atau jaringan lokal atau IP Address yang digunakan pelaku peretas tersebut.
"Setelah dicek, ketahuan dari alamat IP-nya. Langsung kita tutup," sahutnya.
Ia menegaskan, pentingnya penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai pelatihan terus dilakukan, guna mencegah terjadinya peretasan. Pelatihan tersebut, lanjutnya, harus dilakukan hingga tingkat kabupaten/kota.
"Tugasnya memantau setiap trafik di pusat data. Apabila ada yang mencurigakan, segera dilakukan penanganan. Mereka diberi pelatihan, termasuk menjadi
hacker. Untuk mengenali musuh, harus punya kemampuan musuh juga," bebernya.
Sementara itu, tahun ini Diskominfo Jabar mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk melindungi pusat data. Anggaran tersebut pun untuk berbagai macam kebutuh termasuk penguatan SDM hingga pembaharuan sistem keamanan.
"Rp3 miliar enggak ada apa-apanya, karena data itu sangat penting. Istilah sekarang, new oil," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)