Ombilin-Sawahlunto (WTBOS) beserta jalur kereta apinya di Sumatra Barat tahun 2023 telah
usai. Hal ini dengan digelarnya rangkaian acara penutupan pada, 14 Desember 2023 di Kota Solok.
Setelah perjalanan panjang yang dimulai pada Oktober 2023, kegiatan yang bernama
Galanggang Arang ini merupakan inisiatif kolaboratif antara Direktorat Pengembangan dan
Pemanfaatan (Dit PPK), Direktorat Jenderal Kebudayaan, dengan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatra bersama komunitas seni budaya, tokoh adat
ninik-mamak dan masyarakat.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, mengatakan kegiatan Galanggang Arang menjadi muara dari berbagai rangkaian kegiatan yang telah disusun dan dilaksanakan.
"WTBOS dapat menjadi salah satu sumber inspirasi bagi partisipasi masyarakat, pemerintah
pusat dan daerah, dan komunitas untuk ikut terlibat dalam menjaga warisan dunia ini," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 15 Desember 2023.
Baca: 4 Fakta Tambang Batu Bara Sawahlunto Meledak |
Menurut Hilmar, sembari menjaga warisan dunia WTBOS ini, seluruh masyarakat Indonesia
dapat memanfaatkannya untuk kepentingan masa kini, baik secara ekonomi budaya,
pendidikan, sosial budaya, dan peningkatan kualitas hidup. Ia melanjutkan, meskipun
eksplorasi batu bara di Sawahlunto pada 2023 telah berhenti, namun WTBOS dapat
mengaktivasi dan memberikan manfaat kembali dengan cara yang kreatif secara berkelanjutan.
"Menggali batu bara ada habisnya, menggali kebudayaan akan memperkaya,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan kegiatan
Galanggang Arang mengambil peran penting, tidak hanya dalam rumusan dan tawaran bentuk
pengelolaan. Namun juga contoh praktik baik dalam aksi nyata.
Ia juga menyampaikan bahwa partisipasi masyarakat, ninik mamak, alim ulama, bundo kanduang, turut memperlancar kegiatan, terutama di lokasi-lokasi pelaksanaan kegiatan di delapan kabupaten/kota, yakni Padang, Padang Panjang, Sijunjung, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kabupaten Solok, Sawahlunto, dan Kota Solok.
"Demikian juga dengan anak nagari, komunitas seni dan budaya, narasumber, telah menjadi
bagian penting dalam pelaksanaan Galanggang Arang," katanya.
Mahyeldi juga meminta agar komitmen-komitmen, rumusan, dan program yang dihasilkan dalam kegiatan Galanggang Arang ini segera dapat diwujudkan dalam bentuk yang konkret, terutama badan pengelola yang dapat memaksimalkan pengelolaan WTBOS.
"Galanggang Arang juga menjadi sebuah ruang silaturahmi, yang mempertemukan masyarakat
dan pemangku kepentingan untuk hadir bersama, membicarakan WTBOS dan rencana-rencana
pengelolaannya pada masa yang akan datang," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News