Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Aktivitas Merapi Meningkat

Antara • 29 Desember 2020 23:01
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan aktivitas seismik Gunung Merapi saat ini kembali meningkat. Sehingga probabilitas untuk terjadi erupsi yang bersifat eksplosif juga menguat.
 
"Memang pada minggu sebelumnya saat terjadi penurunan (aktivitas) kita indikasikan akan terjadi erupsi efusif, kemudian dengan kenaikan dalam satu minggu ini kita lakukan 'assesment' lagi maka probabilitas eksplosif menjadi lebih besar," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa, 29 Desember 2020.
 
Hanik mengatakan, seiring dengan peningkatan aktivitas kegempaan dalam satu pekan (21-28 Desember) probabilitas erupsi eksplosif menjadi lebih besar dibandingkan efusif dengan perbandingan 26 persen dan 28 persen.

"Eksplosif yang mendominasi," kata dia.
 
Baca: Aktivitas Gunung Merapi Masih Tinggi
 
Ia menyebutkan gempa Vulkanik Dangkal (VTB) selama sepekan 21-28 Desember sebanyak 369 kali atau meningkat ketimbang pekan sebelumnya yang tercatat 240 kali, gempa fase banyak (MP) sebanyak 2.104 kali naik dari sebelumnya 1.684 kali, gempa guguran (RF) 288 kali turun dari sebelumnya 255 kali, serta gempa hembusan (DG) 428 kali menurun dari sebelumnya 207 kali.
 
Mengacu aktivitas kegempaan itu, lanjut Hanik, dapat disimpulkan bahwa energi Merapi saat ini lebih tinggi karena memiliki total jumlah gempa 20.592 kali lebih banyak ketimbang 2010 yang memiliki 8.894 kali gempa.
 
Selain kegempaan, data pengamatan deformasi Gunung Merapi menggunakan alat Electronic Distance Measurement (EDM) juga menunjukkan pemendekan dari total 62 cm menjadi 32 cm per tiga hari.
 
Selanjutnya, berdasarkan analisis morfologi, menurut dia, di Merapi terjadi pengangkatan di permukaan kawah, terbentuk rekahan-rekahan di dalam dan tebing kawah yang semakin melebar, serta perubahan morfologi akibat intensifnya guguran.
 
Baca: Pengungsi Merapi Diminta Tetap Berada di Pengungsian
 
"Saat ini arah guguran lava dominan ke arah Kali Senowo, Kali Lamat, serta Kali Gendol, dengan jarak maksimal tiga kilometer," jelasnya.
 
Ia mengatakan berdasarkan data yang ada, hingga kini probabilitas Gunung Merapi mengalami erupsi masih cukup tinggi. Kendati demikian, tidak dapat diketahui secara pasti kapan erupsi terjadi. Ia berharap para pengungsi bertahan dan bersabar tetap tinggal di barak pengungsian.
 
"Kita tunggu sampai nanti potensi bahayanya sudah tidak ada lagi," kata Hanik.
 
BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan