Jakarta: Andik Priyo Budi Utomo, seorang pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur, menggeluti usaha kerajinan kaligrafi yang tak biasa. Bermodalkan kemampuan melukis dan referensi dari YouTube, karya itu laku dijual hingga belasan juta rupiah dan berhasil menembus pasar mancanegara.
“Awalnya lihat (referensi) di YouTube dan kelihatannya asik. Lalu, di Facebook bertemu dengan pengrajin asal Kediri. Akhirnya, saya belajar sama dia,” ujar Andik, pengrajin kaligrafi timbul, dalam tayangan Newsline di Metro TV, Selasa, 18 Januari 2022.
Andik hanya memanfaatkan beberapa bahan untuk membuat kaligrafi unik ini, yakni lem tembak dan kertas prada sebagai pewarna. Meski bahan-bahannya terlihat cukup sederhana, proses pembuatannya terbilang cukup sulit.
Pertama, Andik membuat sketsa menggunakan kapur tulis di atas kain sebagai dasar kaligrafi. Selanjutnya, ia mulai melukis dengan lem tembak mengikuti pola yang telah dibuat. Usai lelehan lem dirapikan menggunakan pinset, kaligrafi tersebut diberi warna dengan ditempelkan kertas prada.
“Kesulitannya itu ketika harus menunggu lem mengering. Itu butuh waktu yang lumayan lama. Pembuatan sketsanya juga harus hati-hati karena kalau salah enggak bisa dihapus,” kata si perajin kaligrafi tersebut.
Andik mengaku, dalam sehari ia bisa membuat tiga kaligrafi berukuran besar. Karya-karyanya itu dijual dengan harga beragam. Mulai dari puluhan ribu hingga belasan juta rupiah. Tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Dari usaha ini, Andik mendapat omzet sekitar Rp10 juta per bulan. Bahkan, penjualan kaligrafi timbul ini bisa mengalami peningkatan menjelang Idul Fitri. Tak hanya laku di Indonesia, kaligrafi berbahan lem tembak itu juga dipasarkan di beberapa negara tetangga.
Adapun untuk memasarkan produknya, Andik menyuplai karyanya ke sejumlah pedagang. Ia juga menjualnya secara online. (Nurisma Rahmatika)
Jakarta: Andik Priyo Budi Utomo, seorang pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur, menggeluti usaha kerajinan kaligrafi yang tak biasa. Bermodalkan kemampuan melukis dan referensi dari YouTube, karya itu laku dijual hingga belasan juta rupiah dan berhasil menembus pasar mancanegara.
“Awalnya lihat (referensi) di YouTube dan kelihatannya asik. Lalu, di Facebook bertemu dengan pengrajin asal Kediri. Akhirnya, saya belajar sama dia,” ujar Andik, pengrajin kaligrafi timbul, dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Selasa, 18 Januari 2022.
Andik hanya memanfaatkan beberapa bahan untuk membuat kaligrafi unik ini, yakni lem tembak dan kertas prada sebagai pewarna. Meski bahan-bahannya terlihat cukup sederhana, proses pembuatannya terbilang cukup sulit.
Pertama, Andik membuat sketsa menggunakan kapur tulis di atas kain sebagai dasar kaligrafi. Selanjutnya, ia mulai melukis dengan lem tembak mengikuti pola yang telah dibuat. Usai lelehan lem dirapikan menggunakan pinset, kaligrafi tersebut diberi warna dengan ditempelkan kertas prada.
“Kesulitannya itu ketika harus menunggu lem mengering. Itu butuh waktu yang lumayan lama. Pembuatan sketsanya juga harus hati-hati karena kalau salah enggak bisa dihapus,” kata si perajin kaligrafi tersebut.
Andik mengaku, dalam sehari ia bisa membuat tiga kaligrafi berukuran besar. Karya-karyanya itu dijual dengan harga beragam. Mulai dari puluhan ribu hingga belasan juta rupiah. Tergantung ukuran dan tingkat kerumitan.
Dari usaha ini, Andik mendapat omzet sekitar Rp10 juta per bulan. Bahkan, penjualan kaligrafi timbul ini bisa mengalami peningkatan menjelang Idul Fitri. Tak hanya laku di Indonesia, kaligrafi berbahan lem tembak itu juga dipasarkan di beberapa negara tetangga.
Adapun untuk memasarkan produknya, Andik menyuplai karyanya ke sejumlah pedagang. Ia juga menjualnya secara
online.
(Nurisma Rahmatika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)