medcom.id, Palembang: Usulan peningkatan dana santunan Jasa Raharja masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, OJK dan Kementerian Keuangan masih saling tunjuk untuk mengeluarkan surat keputusan.
"Progresnya sampai saat ini masih nunggu gong dari OJK, masih tarik ulur OJK dan Kemenkeu, maka keputusan ini belum dikeluarkan, siapa yang mengeluarkan SK-nya," kata Kepala Urusan Humas Jasa Raharja, M. Ferhat, saat mengunjungi Kantor Jasa Raharja cabang Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) di Jalan Kapten A. Rivai, Palembang, Sumsel, Selasa (25/8/2015).
Ferhat mengakui besaran dana peningkatan dana santunan sudah diajukan. Ia enggan menyebutkannya "Belum boleh disampaikan. Kami tidak punya kewenangan tapi sudah ada usulannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Jasa Raharja cabang Sumsel dan Babel Suhadi menyampaikan ada warga yang mengeluhkan kurangnya dana santunan, terutama bagi korban kecelakaan yang memerlukan perawatan.
"Paling dirasakan saat melakukan dialog interaktif terhadap korban, adanya perasaan kurang memadainya santunan yang sekarang," kata Suhadi.
medcom.id, Palembang: Usulan peningkatan dana santunan Jasa Raharja masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, OJK dan Kementerian Keuangan masih saling tunjuk untuk mengeluarkan surat keputusan.
"Progresnya sampai saat ini masih nunggu gong dari OJK, masih tarik ulur OJK dan Kemenkeu, maka keputusan ini belum dikeluarkan, siapa yang mengeluarkan SK-nya," kata Kepala Urusan Humas Jasa Raharja, M. Ferhat, saat mengunjungi Kantor Jasa Raharja cabang Sumatera Selatan (Sumsel) dan Bangka Belitung (Babel) di Jalan Kapten A. Rivai, Palembang, Sumsel, Selasa (25/8/2015).
Ferhat mengakui besaran dana peningkatan dana santunan sudah diajukan. Ia enggan menyebutkannya "Belum boleh disampaikan. Kami tidak punya kewenangan tapi sudah ada usulannya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Jasa Raharja cabang Sumsel dan Babel Suhadi menyampaikan ada warga yang mengeluhkan kurangnya dana santunan, terutama bagi korban kecelakaan yang memerlukan perawatan.
"Paling dirasakan saat melakukan dialog interaktif terhadap korban, adanya perasaan kurang memadainya santunan yang sekarang," kata Suhadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)