medcom.id, Merauke: Novan (6) tewas akibat tertembus peluru dari pistol seorang perwira Kodam Cendrawasih. Pada saat kejadian, Novan yang digendong ayahandanya sedang menunggu penerbangan menuju Yogyakarta untuk berobat.
Terhadap kelalaian anggotanya di ruang tunggu Bandara Moppah, Merauke, tersebut TNI AD menyatakan permintaan maaf dan tidak akan lari dari tanggung jawab. Penegasan ini disampaikan oleh Danrem Merauke Brigjen TNI Supartodi, Senin (9/3/2015).
"Saya minta maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini," ujarnya.
"Kami tetap bertangungjawab dan anggota yang terlibat tetap diproses. Itu adalah sebuah kelalaian," tegas Supartodi.
Peristiwa mengenaskan pagi ini bermula dari Kabengkangdam XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo yang hendak terbang ke Jayapura. Praka Dedi Purwanto mengurus keperluan check-in dan bagasi milik atasannya ke counter Lion Air.
Sesuai aturan penerbangan, maka pistol milik Kolonel Cba Mursito Budi Utomo harus dikosongkan pelurunya dan dititipkan kepada awak pesawat. Praka Dedi pun mencopot magasin pistol atasannya kemudian memeriksanya ulang dengan mengarahkan pistol ke dinding ruang tunggu.
Pistol yang telah dicopot magasinnya dan diarahkan ke dinding itu pun ditarik pelatuknya. Ternyata masih ada peluru yang tertinggal dalam chamber. Peluru pun melesat melesat dinding yang rupanya terbuat dari papan kayu lapis.
Di balik dinding tipis itu adalah ruang Sriwijaya Air, di dalamnya ada Sugiono (31) yang sedang menggendong Novan, putranya. Sugiono sedang mengurus prosedur penerbangan untuk membawa putranya yang sedang sakit itu untuk berobat ke Yogyakarta.
Peluru dari pistol Kolonel Cba Mursito Budi Utomo menembus punggung Novan dan tubuh Sugiono. Ayah dan anak itu pun roboh bersimbah darah.
Malang tak dapat ditolak. Novan tidak dapat diselamatkan nyawanya oleh tim medis RSUD Merauke. Sedangkan hingga saat ini Sugiono masih dalam kondisi kritis akibat peluru yang masuk dari punggung kiri dan tembus ke pundak kirinya.
Praka Dedi saat ini sedang menjalani pemeriksaan untuk mempertanggungjawabkan kelalaiannya. Kolonel Cba Mursito Budi Utomo membatalkan penerbanganya ke Jayapura untuk mendampingi dua korban yang merupakan warga Kampung Salor 2 Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Meraukedi RSUD Merauke.
medcom.id, Merauke: Novan (6) tewas akibat tertembus peluru dari pistol seorang perwira Kodam Cendrawasih. Pada saat kejadian, Novan yang digendong ayahandanya sedang menunggu penerbangan menuju Yogyakarta untuk berobat.
Terhadap kelalaian anggotanya di ruang tunggu Bandara Moppah, Merauke, tersebut TNI AD menyatakan permintaan maaf dan tidak akan lari dari tanggung jawab. Penegasan ini disampaikan oleh Danrem Merauke Brigjen TNI Supartodi, Senin (9/3/2015).
"Saya minta maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini," ujarnya.
"Kami tetap bertangungjawab dan anggota yang terlibat tetap diproses. Itu adalah sebuah kelalaian," tegas Supartodi.
Peristiwa mengenaskan pagi ini bermula dari Kabengkangdam XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo yang hendak terbang ke Jayapura. Praka Dedi Purwanto mengurus keperluan check-in dan bagasi milik atasannya ke counter Lion Air.
Sesuai aturan penerbangan, maka pistol milik Kolonel Cba Mursito Budi Utomo harus dikosongkan pelurunya dan dititipkan kepada awak pesawat. Praka Dedi pun mencopot magasin pistol atasannya kemudian memeriksanya ulang dengan mengarahkan pistol ke dinding ruang tunggu.
Pistol yang telah dicopot magasinnya dan diarahkan ke dinding itu pun ditarik pelatuknya. Ternyata masih ada peluru yang tertinggal dalam chamber. Peluru pun melesat melesat dinding yang rupanya terbuat dari papan kayu lapis.
Di balik dinding tipis itu adalah ruang Sriwijaya Air, di dalamnya ada Sugiono (31) yang sedang menggendong Novan, putranya. Sugiono sedang mengurus prosedur penerbangan untuk membawa putranya yang sedang sakit itu untuk berobat ke Yogyakarta.
Peluru dari pistol Kolonel Cba Mursito Budi Utomo menembus punggung Novan dan tubuh Sugiono. Ayah dan anak itu pun roboh bersimbah darah.
Malang tak dapat ditolak. Novan tidak dapat diselamatkan nyawanya oleh tim medis RSUD Merauke. Sedangkan hingga saat ini Sugiono masih dalam kondisi kritis akibat peluru yang masuk dari punggung kiri dan tembus ke pundak kirinya.
Praka Dedi saat ini sedang menjalani pemeriksaan untuk mempertanggungjawabkan kelalaiannya. Kolonel Cba Mursito Budi Utomo membatalkan penerbanganya ke Jayapura untuk mendampingi dua korban yang merupakan warga Kampung Salor 2 Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Meraukedi RSUD Merauke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)