Makassar: Instruktur pelatihan dari berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Sulawesi Selatan mengikuti Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN).
Kompetisi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) ini bertujuan untuk mengukur, meningkatkan, dan memeratakan peningkatan kompetensi yang terintegrasi.
Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kemenaker Fauziah mengatakan, pada awal pelaksanaan, KKIN hanya diikuti oleh instruktur BLK pemerintah. Namun, sejak tahun 2017, KKIN juga diikuti instruktur dari lembaga pelatihan swasta dan industri.
"Ini dimaksudkan agar ada persaingan dari instruktur pemerintah, swasta, dan industri. Mereka berkompetisi secara fair, secara profesional. Diharapkan setelah mereka pulang dapat menularkan hasil pelatihannya menghasilkan siswa yang kompeten," kata Fauziah, usai membuka Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) VII Regional Sulawesi Selatan di Makassar, Senin, 26 Agustus 2019.
Instruktur merupakan aktor utama dalam pelatihan kerja. Mereka berfungsi sebagai fasilitator dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan perilaku (etos kerja) dari tenaga kerja.
Kompetisi yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis antar instruktur lembaga pelatihan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalitas instruktur, yang pada gilirannya akan meningkatkan kompetensi siswa pelatihan.
"Peranan instruktur di lembaga pelatihan kerja harus diperkuat karena memiliki korelasi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan sebagai pintu masuk dalam mewujudkan Indonesia kompeten," kata Fauziah.
Dalam menyiapkan SDM kompeten harus memperhatikan empat hal, yaitu standar kompetensi yang menjadi acuan dalam proses pelatihan, lembaga pelatihan kredibel, materi pelatihan berkualitas, dan instruktur terlatih.
"Semua itu merupakan satu kesatuan dalam proses untuk membangun SDM yang berkualitas agar mampu bersaing dalam dunia kerja," kata Fauziah.
Kepala Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan, Agustinus Appang menyambut baik pelaksanaan KKIN. Pada 2030, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi. Kompetisi ini dinilainya menjadi salah satu upaya menyambut bonus demografi tersebut.
Selain itu, KKIN dinilai mampu meningkatkan wawasan dan daya saing instruktur. Guna menghadapi berbagai perubahan di sektor ketenagakerjaan.
"Hal ini menuntut kita semua untuk menyiapkan SDM yang mampu mengikuti perkembangan, sehingga kompetisi ini akan memberi pengaruh signifikan dalam penyiapan SDM ke depan," katanya.
KKIN IV Regional Sulawesi Selatan diikuti 88 instruktur dari empat provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Kompetisi diselenggarakan pada 26-30 Agustus 2019, di BLK Makassar.
Kepala BLK Makassar Fitroh Hanrahmawan selaku tuan rumah menjelaskan, para instruktur akan berkompetisi dalam sembilan bidang kompetisi, yaitu pengelasan (10 orang), otomotif kendaraan ringan (10), instalasi listrik (10), tata busana (10), pendingin dan tata udara (10), elektronika (9), desain grafis (10), rekayasa mekanik (9), dan IT solution for bussines (10).
Ia berharap, instruktur yang ikut KKIN dapat menularkan semangat kompetitif dan daya saing kepada siswa pelatihan.
"Karena dengan standar yang ada, materi test yang ada, ini juga menjadi acuan kurikulum ke depan. Sehingga semangat untuk berkompetisi, berdaya saing, ini bisa ditularkan ke siswa pelatihan," kata Fitroh.
Selain itu, instruktur yang mengikuti KKIN VII Regional Sulawesi Selatan diharapkan dapat melanjutkan KKIN tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Samarinda. "Kami berharap, mereka bisa menjadi kompetitor tingkat nasional dan nanti bisa juara," ujarnya.
Turut hadir dalam acara pembukaan KKIN IV Regional Sulawesi Selatan, Sekda Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hayat dan Kepala Disnaker Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan.
Makassar: Instruktur pelatihan dari berbagai Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Sulawesi Selatan mengikuti Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN).
Kompetisi yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) ini bertujuan untuk mengukur, meningkatkan, dan memeratakan peningkatan kompetensi yang terintegrasi.
Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Pelatihan Kemenaker Fauziah mengatakan, pada awal pelaksanaan, KKIN hanya diikuti oleh instruktur BLK pemerintah. Namun, sejak tahun 2017, KKIN juga diikuti instruktur dari lembaga pelatihan swasta dan industri.
"Ini dimaksudkan agar ada persaingan dari instruktur pemerintah, swasta, dan industri. Mereka berkompetisi secara fair, secara profesional. Diharapkan setelah mereka pulang dapat menularkan hasil pelatihannya menghasilkan siswa yang kompeten," kata Fauziah, usai membuka Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) VII Regional Sulawesi Selatan di Makassar, Senin, 26 Agustus 2019.
Instruktur merupakan aktor utama dalam pelatihan kerja. Mereka berfungsi sebagai fasilitator dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan perilaku (etos kerja) dari tenaga kerja.
Kompetisi yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis antar instruktur lembaga pelatihan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalitas instruktur, yang pada gilirannya akan meningkatkan kompetensi siswa pelatihan.
"Peranan instruktur di lembaga pelatihan kerja harus diperkuat karena memiliki korelasi dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan sebagai pintu masuk dalam mewujudkan Indonesia kompeten," kata Fauziah.
Dalam menyiapkan SDM kompeten harus memperhatikan empat hal, yaitu standar kompetensi yang menjadi acuan dalam proses pelatihan, lembaga pelatihan kredibel, materi pelatihan berkualitas, dan instruktur terlatih.
"Semua itu merupakan satu kesatuan dalam proses untuk membangun SDM yang berkualitas agar mampu bersaing dalam dunia kerja," kata Fauziah.
Kepala Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan, Agustinus Appang menyambut baik pelaksanaan KKIN. Pada 2030, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi. Kompetisi ini dinilainya menjadi salah satu upaya menyambut bonus demografi tersebut.
Selain itu, KKIN dinilai mampu meningkatkan wawasan dan daya saing instruktur. Guna menghadapi berbagai perubahan di sektor ketenagakerjaan.
"Hal ini menuntut kita semua untuk menyiapkan SDM yang mampu mengikuti perkembangan, sehingga kompetisi ini akan memberi pengaruh signifikan dalam penyiapan SDM ke depan," katanya.
KKIN IV Regional Sulawesi Selatan diikuti 88 instruktur dari empat provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Kompetisi diselenggarakan pada 26-30 Agustus 2019, di BLK Makassar.
Kepala BLK Makassar Fitroh Hanrahmawan selaku tuan rumah menjelaskan, para instruktur akan berkompetisi dalam sembilan bidang kompetisi, yaitu pengelasan (10 orang), otomotif kendaraan ringan (10), instalasi listrik (10), tata busana (10), pendingin dan tata udara (10), elektronika (9), desain grafis (10), rekayasa mekanik (9), dan IT solution for bussines (10).
Ia berharap, instruktur yang ikut KKIN dapat menularkan semangat kompetitif dan daya saing kepada siswa pelatihan.
"Karena dengan standar yang ada, materi test yang ada, ini juga menjadi acuan kurikulum ke depan. Sehingga semangat untuk berkompetisi, berdaya saing, ini bisa ditularkan ke siswa pelatihan," kata Fitroh.
Selain itu, instruktur yang mengikuti KKIN VII Regional Sulawesi Selatan diharapkan dapat melanjutkan KKIN tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Samarinda. "Kami berharap, mereka bisa menjadi kompetitor tingkat nasional dan nanti bisa juara," ujarnya.
Turut hadir dalam acara pembukaan KKIN IV Regional Sulawesi Selatan, Sekda Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hayat dan Kepala Disnaker Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)