Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat di acara Hari Kanker Sedunia di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 6 Januari 2024. Istimewa
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat di acara Hari Kanker Sedunia di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 6 Januari 2024. Istimewa

Rerie Tekankan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara untuk Perempuan

Whisnu Mardiansyah • 07 Februari 2024 00:40
Kudus: Kesenjangan upaya pencegahan dan pengobatan kanker untuk menyelamatkan kehidupan perempuan harus segera diatasi. Hal ini dalam rangka pemberdayaan para Ibu Bangsa yang melahirkan generasi penerus tangguh di masa depan. 
 
"Sejatinya perempuan itu adalah tiang negara. Dari perempuan yang sehat dan tangguh keluarga sejahtera dapat diwujudkan. Untuk itu kesenjangan akses kesehatan bagi perempuan harus segera diatasi," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam acara Temu Perempuan bertema Perempuan Sehat, Perempuan Berdaya, Keluarga Sejahtera, Indonesia Jaya dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 6 Januari 2024.
 
Menurut Lestari, kualitas kesehatan perempuan patut mendapatkan perhatian menyeluruh 
karena perempuan memiliki tugas sebagai ibu, pendidik dan pendamping tumbuh kembang setiap anak yang dilahirkan. Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, penyakit kanker salah satu momok kehidupan yang berdampak pada kesehatan dan daya kreasi perempuan. 
 
Baca: Wakil Ketua MPR Dukung Pemerataan Pelayanan Kesehatan Melalui Rumah Singgah

Menurut Rerie, untuk menyelamatkan para ibu dan anak perempuan dari ancaman kanker, peningkatan pemahaman dan kesadaran akan bahaya kanker payudara maupun kanker lainnya merupakan keharusan. Karena itu, jelas Rerie, melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya untuk mendeteksi sejak dini harus dipahami masyarakat untuk menekan risiko terkena kanker. 

Sejumlah upaya, sudah dilakukan pemerintah terkait penanggulangan kanker di Tanah Air.  Antara lain, tambahnya, meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim (2023-2030). Gerakan pemerintah itu, merupakan bagian dari upaya mencapai visi Indonesia bebas kanker pada 2030. 
 
"Bila tidak melakukan apa-apa dengan waktu yang tinggal 6 tahun ini, sulit untuk merealisasikan bebas kanker di tanah air. Mari bersama-sama kita masyarakatkan deteksi dini kanker payudara melalui SADARI dan segera dimulai dari diri kita sendiri," ujar Rerie.
 
Pada kesempatan yang sama dr Christina Maria (Ahli Kesehatan AMAN Health) mengungkapkan bahwa tren kanker payudara menunjukkan peningkatan, setidaknya pada 2022 tercatat 67.000 kasus baru.  Christina menyarankan agar pada rentang usia 20 tahun ke atas perempuan harus melakukan deteksi dini, bisa dimulai dengan metode SADARI. Menurut dia, manusia akan berisiko 20-30 persen lebih besar terkena kanker, bila ada keluarga yang terkena satu level keturunan di atasnya. 
 
Okky Asokawati (Psikolog, founder OkkyWalla Modelling) berpendapat, sebagai perempuan Indonesia bila terkena kanker payudara tidak saja menderita karena penyakitnya, tetapi juga 
berpotensi terkena krisis identitas karena merasa tidak sempurna.  Sehingga, jelas Okky, perempuan penderita kanker perlu dukungan motivasi dari lingkungan sekitarnya. 
 
Pada kesempatan itu juga dibahas sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat terkait kesehatan payudara dan Christina mencoba untuk meluruskannya. Dia berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kesehatan payudara berdasarkan informasi yang benar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan