Jepara: Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, naik. Selama Januari 2024 tercatat 145 kasus. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.
Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Direktur RSUD Kartini Jepara, M Amirudin Khairul Amin, mengatakan selama Januari ini rumah sakit pelat merah itu telah merawat 145 pasien DBD. Pasien DBD didominasi anak-anak usia 0 hingga 10 tahun.
"Jadi sejak tiga bulan terakhir, ada kenaikan yang cukup signifikan. Terutama Januari ini mencapai 145 pasien," ujar Amirudin, Selasa, 31 Januari 2024.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan berdasarkan data pada aplikasi DBD Elektronik tercatat ada 120 penderita DBD. Dari jumlah tersebut, satu penderita meninggal dunia.
"120 itu baru tersangka DBD yang positif DBD ada 18. Kemudian yang meninggal satu," kata Eko.
Sebanyak 120 penderita dinyatakan tersangka DBD lantaran baru gejala DBD. Gejala itu seperti trombosit yang menurun. Lalu tidak terjadi hemokonsentrasi.
"Dinyatakan tersangka, karena gejala trombosit menurun itu tidak hanya DBD saja," terang Eko.
Meski saat ini kasus DBD telah merenggut korban jiwa, Eko, mengatakan saat ini belum mencapai puncak. Diprediksi puncak kasus DBD di Kota Ukir bakal terjadi Februari 2024.
Jepara: Angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, naik. Selama Januari 2024 tercatat 145 kasus. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.
Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Direktur RSUD Kartini Jepara, M Amirudin Khairul Amin, mengatakan selama Januari ini rumah sakit pelat merah itu telah merawat 145 pasien DBD. Pasien DBD didominasi anak-anak usia 0 hingga 10 tahun.
"Jadi sejak tiga bulan terakhir, ada kenaikan yang cukup signifikan. Terutama Januari ini mencapai 145 pasien," ujar Amirudin, Selasa, 31 Januari 2024.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan berdasarkan data pada aplikasi DBD Elektronik tercatat ada 120 penderita DBD. Dari jumlah tersebut, satu penderita meninggal dunia.
"120 itu baru tersangka DBD yang positif DBD ada 18. Kemudian yang meninggal satu," kata Eko.
Sebanyak 120 penderita dinyatakan tersangka DBD lantaran baru gejala DBD. Gejala itu seperti trombosit yang menurun. Lalu tidak terjadi hemokonsentrasi.
"Dinyatakan tersangka, karena gejala trombosit menurun itu tidak hanya DBD saja," terang Eko.
Meski saat ini kasus DBD telah merenggut korban jiwa, Eko, mengatakan saat ini belum mencapai puncak. Diprediksi puncak kasus DBD di Kota Ukir bakal terjadi Februari 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)