Ilustrasi. (ANTARA/Feny Selly)
Ilustrasi. (ANTARA/Feny Selly)

Angka Stunting di Indramayu Tinggi

Media Indonesia.com • 13 Oktober 2021 06:06
Indramayu: Kasus stunting pada balita di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih tinggi. Upaya penanganan dilakukan dengan melibatkan semua unsur.
 
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu total terdapat 125 ribu balita di Kabupaten Indramayu. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Kabupaten Indramayu mencapai 33,19 persen.
 
"Berarti total balita yang mengalami stunting sekitar 41 ribu balita," tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Indramayu, Deden Bonni Koswara, Selasa, 12 Oktober 2021.

Angka stunting tersebut menurut Deden tergolong tinggi. Tingginya kasus stunting salah satunya karena pernikahan dini, terutama pada remaja putri. Sehingga berdampak pada ketidaksiapan calon ibu saat menjalani kehamilan maupun saat merawat anaknya pada 1.000 hari pertama kehidupan. 
 
Baca juga: Disdik Kota Bogor Berencana Buka PTM Tingkat SD Pekan Ketiga Oktober
 
Selain itu, ibu yang berangkat bekerja keluar negeri menjadi  tenaga kerja Indonesia (TKI) juga mempengaruhi kondisi balita yang ditinggalkan. Menurut Deden, ketiadaan ibu yang menjadi TKI membuat pemberian makanan pada balitanya menjadi kurang baik.
 
Adapun kasus stunting tertinggi di Kabupaten Indramayu terjadi di Kecamatan Gabuswetan, Kandanghaur, dan Kertasemaya.
 
Tingginya angka stunting ini menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Indramayu untuk mengatasinya. Apalagi sudah ada peraturan presiden (Perpres) No 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
 
Presiden meminta agar penurunan prevalensi kasus stunting di kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 14 persen pada 2024. Permasalahan stunting menjadi penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 
 
Baca juga: Wali Kota Tidore Kepulauan Dukung Uji Materi UU Pembentukan Provinsi Malut
 
"Untuk mengatasi stunting, kami bersama ibu bupati membuat terobosan gerakan penurunan stunting Indramayu secara terpadu (Gesit)," tutur Deden.
 
Melalui Gesit, penanganan stunting dilakukan secara terpadu melibatnya semua unsur. Seluruh anggaran, perencanaan dan kebijakan stunting yang ada di seluruh OPD akan dijadikan satu.
 
Tim Gesit juga akan ada di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Untuk tim Gesit di desa dan kecamatan ada lima unsur yang dilibatkan. Yaitu unsur kesehatan, kader pembangunan manusia, TP PKK, pendamping program keluarga harapan (PKH) dan penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB). 
 
"Dengan terobosan itu diharapkan bisa mengatasi kasus stunting di Kabupaten Indramayu," jelasnya. (Nurul Hidayah)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan