Parigi: Aparat keamanan yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus mengejar sisa teroris Poso, Sulawesi Tengah, setelah Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Ahmad alias Ali Kalora dan satu anggotanya Jaka Ramadhan tertembak.
"Diawali dari kegiatan intelijen, kami mendapat informasi baik secara manual maupun ITE bahwa keberadaan dua DPO berada di sekitar Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong," kata Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Rudy Sufahriadi, di Polres Kabupaten Parigi Moutong, Minggu, 19 September 2021.
Baca: Jenazah Terduga Dua Teroris Poso Tiba di RS Bhayangkara Palu
Rudy menjelaskan mengingat waktu operasi pendek karena sudah masuk sore hari dan telah dilakukan pembagian sektor masing-masing, maka pihaknya mengerahkan dua tim untuk melakukan pengejaran ke wilayah Torue.
Dari pengejaran itu, terjadi baku tembak dan dua DPO berhasil dilumpuhkan. Dari kegiatan operasi, Satgas Madago Raya mengumpulkan sejumlah barang bukti termasuk dua pucuk senjata laras panjang jenis M16 milik DPO.
"Penindakan dilakukan aparat sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) operasi," jelas Rudy.
Saat ini, masih tersisa empat DPO MIT yang terus dilakukan pengejaran oleh aparat keamanan dengan mengerahkan seluruh kemampuan personel dari berbagai satuan yang tergabung dalam Operasi Madago Raya.
Ia juga menyebut pemerintah dan kepolisian telah mengimbau mereka agar menyerahkan diri namun kegiatan operasi tetap dan pengejaran terus dilaksanakan.
"Kalau para DPO ini menyerahkan diri, kami terima. Tetapi kegiatan operasi tetap berjalan, karena sepak terjang dan perbuatan kelompok ini sudah jelas," ungkap Rudy.
Saat ini dua jenazah teroris Poso telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah setelah berhasil dievakuasi dari tempat kejadian.
Kedua jenazah dibawa menggunakan dua unit mobil ambulans dan tiba di Palu, sekitar pukul 04.10 WITA, Minggu, 19 September 2021.
Parigi: Aparat keamanan yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Madago Raya terus mengejar sisa
teroris Poso, Sulawesi Tengah, setelah Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Ahmad alias Ali Kalora dan satu anggotanya Jaka Ramadhan tertembak.
"Diawali dari kegiatan intelijen, kami mendapat informasi baik secara manual maupun ITE bahwa keberadaan dua DPO berada di sekitar Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong," kata Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Rudy Sufahriadi, di Polres Kabupaten Parigi Moutong, Minggu, 19 September 2021.
Baca:
Jenazah Terduga Dua Teroris Poso Tiba di RS Bhayangkara Palu
Rudy menjelaskan mengingat waktu operasi pendek karena sudah masuk sore hari dan telah dilakukan pembagian sektor masing-masing, maka pihaknya mengerahkan dua tim untuk melakukan pengejaran ke wilayah Torue.
Dari pengejaran itu, terjadi baku tembak dan dua DPO berhasil dilumpuhkan. Dari kegiatan operasi, Satgas Madago Raya mengumpulkan sejumlah barang bukti termasuk dua pucuk senjata laras panjang jenis M16 milik DPO.
"Penindakan dilakukan aparat sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) operasi," jelas Rudy.
Saat ini, masih tersisa empat DPO MIT yang terus dilakukan pengejaran oleh aparat keamanan dengan mengerahkan seluruh kemampuan personel dari berbagai satuan yang tergabung dalam Operasi Madago Raya.
Ia juga menyebut pemerintah dan kepolisian telah mengimbau mereka agar menyerahkan diri namun kegiatan operasi tetap dan pengejaran terus dilaksanakan.
"Kalau para DPO ini menyerahkan diri, kami terima. Tetapi kegiatan operasi tetap berjalan, karena sepak terjang dan perbuatan kelompok ini sudah jelas," ungkap Rudy.
Saat ini dua jenazah teroris Poso telah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah setelah berhasil dievakuasi dari tempat kejadian.
Kedua jenazah dibawa menggunakan dua unit mobil ambulans dan tiba di Palu, sekitar pukul 04.10 WITA, Minggu, 19 September 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)