Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. (FOTO ANTARA/Kornelis Kaha)
Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT. (FOTO ANTARA/Kornelis Kaha)

Sepekan Terakhir, Puncak Gunung Ile Lewotolok Meletus 179 Kali

Antara • 30 November 2021 13:51
Kupang: Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, melaporkan selama sepekan terekam sebanyak 179 kali letusan di puncak gunung itu.
 
"Kegempaan yang terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok masih didominasi oleh gempa-gempa frekuensi rendah, di mana gempa letusan terekam sebanyak 179 kali," kata Kepala Pos Pemantau Gunung ILe Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi di Lembata, Selasa, 30 november 2021.
 
Hal ini disampaikan berkaitan dengan laporan aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Dalam beberapa pekan terakhir ketinggian erupsi gunung itu cukup tinggi yakni capai 2.000 meter.

Selain itu, kata dia, terdapat hembusan sebanyak 753 kali, tornillo dua kali, dan tremor harmonik sebanyak 10 kali.
 
"Untuk gempa-gempa frekuensi tinggi terekam sedikit, yaitu gempa vulkanik Dalam 12 kali dan tektonik lokal 3 kali. Dibandingkan pada 15-21 November, gempa letusan dan tremor non-harmonik mengalami peningkatan signifikan, termasuk gempa vulkanik mengalami sedikit peningkatan," katanya.
 
Baca: Tanggul Sungai Dawe Jebol, Ratusan Rumah di Kudus Terdampak Banjir
 
Secara visual gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Pos Pemantau juga melihat asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 50-2000 meter di atas puncak.
 
Letusan disertai dengan suara dentuman atau gemuruh yang teramati dengan tinggi kolom 200-700 meter di atas puncak, kolom abu letusan berwarna putih hingga kelabu. Terkait potensi ancaman bahaya, ia mengatakan saat ini utamanya berupa lontaran batu/lava pijar ke segala arah di dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
 
Potensi ancaman bahaya lainnya berupa gas-gas vulkanik beracun di daerah kawah. Longsoran material lapuk dari area puncak jika kestabilannya terganggu yang dapat memicu terjadinya awan panas ke sektor tenggara-timur.
 
"Hujan abu juga dapat terjadi jika erupsi besar yang penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin, dan aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok pada saat musim hujan," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan