medcom.id, Pangandaran: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terbilang sudah lama tak memburu ikan bawaan nelayan di tempat pelalangan. Apalagi, melihat ikan yang tersangkut jaring-jaring nelayan di lautan lepas.
Kendati demikian, Susi masih mengerti masalah kelautan. Bahkan, dia menerangkan dengan detail perkara jaring nelayan. Dia pun meminta nelayan tidak sembarangan menggunakan alat penangkapan dan mengambil biota laut.
"Untuk saat ini jaring yang digunakan sangat kecil. Seharusnya berukuran dua inci, supaya ikan kecil keluar dan yang besarnya bisa tertangkap," kata Susi berbincang kepada para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Timur, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014).
"Sekarang, jaringna leutik ngan sainci, anu leutikna beunang jeung endogna. Kuduna anu gede hungkul nu dialana. Mun jaringna leutik, endogna dicokot, ayeuna oge kan arareuweuh. Aya lauk layur, leutik," ujar Susi dalam bahasa Sunda.
Jika dialihkan ke bahasa Indonesia, ucapan Susi setidaknya seperti ini: jaring yang kecil membuat ikan kecil pun tertangkap, bahkan hingga telurnya. Seharusnya ikan besar saja yang ditangkap. Akibat penangkapan telur, populasi ikan kian menyusut. Kini, hanya ada ikan layur yang kecil-kecil.
Obrolan akrab bersama nelayan dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan saat pulang ke kampung halamannya itu. Susi menyempatkan diri pulang ke kampung karena hari ini libur dari aktivitas di Kantor KKP.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan DPRD segera membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk pembangunan dermaga. Susi berangan-angan dermaga itu bisa digunakan tahun 2015 agar TPI kian semarak.
"Kalau perdanya sudah keluar, saya perintahkan tim dari Jakarta untuk turun ke sini. Penyelesaian tergantung dewan yang membuat," ujar Susi.
Namun, Susi mengingatkan agar perda yang dibuat nantinya tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. "Hutan bakau jangan ditebang," kata dia.
Bupati Pangandaran, Endjang Naffandy, yang hadir langsung di hadapan Menteri, belum mau memastikan permintaan Susi terlaksana tahun depan. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten yang baru dipisahkan dari Ciamis itu membutuhkan anggaran sebesar Rp10 miliar.
"Kami masih membutuhkan anggaran besar dipergunakan untuk dermaga. Karena pembangunan tersebut baru dilakukan penembokan pinggir pantai. Jadi pasir yang berada di tengah-tengah pantai akan dikeruk membutuhkan 10 beko," kata dia.
Bupati menjadi salah satu warga Pangandaran yang menyambut kepulangan Susi, seminggu setelah ditunjuk menjadi Menteri KKP oleh Presiden Joko Widodo. Susi tiba di landasan Run Away Wonoharjo, Pamugaran, Pangandaran, pukul 07.30 WIB. Susi pulang menggunakan helikopter miliknya.
Sebelum ke PPI dan TPI, Susi pulang ke rumahnya di Jalan Merdeka Nomor 312, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran. Dia menumpangi mobil bernopol RI 39. Haru biru dan pelukan hangat menyambut kepulangan pertama Susi. Ibu tiga anak itu lantas berziarah ke makam orang tuanya.
medcom.id, Pangandaran: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terbilang sudah lama tak memburu ikan bawaan nelayan di tempat pelalangan. Apalagi, melihat ikan yang tersangkut jaring-jaring nelayan di lautan lepas.
Kendati demikian, Susi masih mengerti masalah kelautan. Bahkan, dia menerangkan dengan detail perkara jaring nelayan. Dia pun meminta nelayan tidak sembarangan menggunakan alat penangkapan dan mengambil biota laut.
"Untuk saat ini jaring yang digunakan sangat kecil. Seharusnya berukuran dua inci, supaya ikan kecil keluar dan yang besarnya bisa tertangkap," kata Susi berbincang kepada para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Timur, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014).
"Sekarang,
jaringna leutik ngan sainci, anu leutikna beunang jeung endogna. Kuduna anu gede hungkul nu dialana. Mun jaringna leutik, endogna dicokot, ayeuna oge kan arareuweuh. Aya lauk layur, leutik," ujar Susi dalam bahasa Sunda.
Jika dialihkan ke bahasa Indonesia, ucapan Susi setidaknya seperti ini: jaring yang kecil membuat ikan kecil pun tertangkap, bahkan hingga telurnya. Seharusnya ikan besar saja yang ditangkap. Akibat penangkapan telur, populasi ikan kian menyusut. Kini, hanya ada ikan layur yang kecil-kecil.
Obrolan akrab bersama nelayan dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan saat pulang ke kampung halamannya itu. Susi menyempatkan diri pulang ke kampung karena hari ini libur dari aktivitas di Kantor KKP.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Pangandaran dan DPRD segera membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk pembangunan dermaga. Susi berangan-angan dermaga itu bisa digunakan tahun 2015 agar TPI kian semarak.
"Kalau perdanya sudah keluar, saya perintahkan tim dari Jakarta untuk turun ke sini. Penyelesaian tergantung dewan yang membuat," ujar Susi.
Namun, Susi mengingatkan agar perda yang dibuat nantinya tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. "Hutan bakau jangan ditebang," kata dia.
Bupati Pangandaran, Endjang Naffandy, yang hadir langsung di hadapan Menteri, belum mau memastikan permintaan Susi terlaksana tahun depan. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten yang baru dipisahkan dari Ciamis itu membutuhkan anggaran sebesar Rp10 miliar.
"Kami masih membutuhkan anggaran besar dipergunakan untuk dermaga. Karena pembangunan tersebut baru dilakukan penembokan pinggir pantai. Jadi pasir yang berada di tengah-tengah pantai akan dikeruk membutuhkan 10 beko," kata dia.
Bupati menjadi salah satu warga Pangandaran yang menyambut kepulangan Susi, seminggu setelah ditunjuk menjadi Menteri KKP oleh Presiden Joko Widodo. Susi tiba di landasan Run Away Wonoharjo, Pamugaran, Pangandaran, pukul 07.30 WIB. Susi pulang menggunakan helikopter miliknya.
Sebelum ke PPI dan TPI, Susi pulang ke rumahnya di Jalan Merdeka Nomor 312, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran. Dia menumpangi mobil bernopol RI 39. Haru biru dan pelukan hangat menyambut kepulangan pertama Susi. Ibu tiga anak itu lantas berziarah ke makam orang tuanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)