Solo: Penjualan bendera pada momen Agustusan tahun ini turun 25 persen ketimbang sebelum pandemi covid-19. Hal itu dikeluhkan sejumlah penjual bendera di Kota Solo, Jawa Tengah, yang didominasi dari luar Kota.
"Jualan bendera sekarang jauh berbeda dengan sebelum pandemi dulu. Ini tahun kedua penjualan bendera terdampak pandemi, dan rahun ini penurunan penjualan lebih parah karena PPKM," ujar seorang penjual bendera di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Alip Taryana, 45, Senin, 16 Agustus 2021.
Menurut warga asal Garut, Jawa Barat, itu penjualan bendera tahun ini mengalami penurunan 25 persen. Sebelum pandemi covid-19, dalam satu hari Alip bisa meraup laba bersih Rp300 ribu per hari.
Kini, cuma Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari saja baginya sudah beruntung. Selain itu, hingga menjelang 17 Agustus kali ini, penjualan bendera masih landai.
"Saya jualan bendera pas Agustusan saja. Biasanya jualan bakso di rumah Garut sana. Pandemi memang berdampak dan tahun ini lebih parah. Tahun sebelumnya masih ada beberapa borongan, satu orang bisa beli 20-30 bendera. Kali ini tidak ada sama sekali," tuturnya.
Baca: Tahun Depan, Pemerintah Alokasikan Anggaran Kesehatan Rp255,3 Triliun
Hal senada disampaikan penjual bendera lainnya berasal dari Bandung, Somad, 72. Pria yang indekos sementara di daerah Purwpnegaran, Laweyan, Solo tersebut sudah berjualan bendera musiman sejak 1980-an. Baginya, selama pandemi covid-19 merupakan kondisi paling parah ketimbang sebelum pandemi.
"Dulu awal Agustus saja sudah ramai penjualannya. Sekarang sampai menjelang tanggal 17 Agustus masih sepi. Tapi masih ada pemasukan," ungkapnya.
Somad menjual bendera dengan berbagai macam ukuran, serta umbul-umbul warna-warni. Menurutnya, hingga kini masih banyak peminat bendera merah putih dengan berbagai ukuran dibandingkan dengan umbul-umbul warna-warni.
"Harga sekitar Rp35 ribu per bendera hingga Rp350 ribu untuk bendera yang ukuran besar. Masih lebih banyak peminat bendera biasa dibandingkan umbul-umbul. Sedikit banyak yang terjual tetap disyukuri, sekarang lagi banyak yang susah," bebernya.
Solo: Penjualan bendera pada momen
Agustusan tahun ini turun 25 persen ketimbang sebelum pandemi covid-19. Hal itu dikeluhkan sejumlah penjual bendera di Kota Solo, Jawa Tengah, yang didominasi dari luar Kota.
"Jualan bendera sekarang jauh berbeda dengan sebelum pandemi dulu. Ini tahun kedua penjualan bendera terdampak pandemi, dan rahun ini penurunan penjualan lebih parah karena PPKM," ujar seorang penjual bendera di kawasan Mangkubumen, Banjarsari, Alip Taryana, 45, Senin, 16 Agustus 2021.
Menurut warga asal Garut, Jawa Barat, itu penjualan bendera tahun ini mengalami penurunan 25 persen. Sebelum pandemi covid-19, dalam satu hari Alip bisa meraup laba bersih Rp300 ribu per hari.
Kini, cuma Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per hari saja baginya sudah beruntung. Selain itu, hingga menjelang 17 Agustus kali ini, penjualan bendera masih landai.
"Saya jualan bendera pas Agustusan saja. Biasanya jualan bakso di rumah Garut sana. Pandemi memang berdampak dan tahun ini lebih parah. Tahun sebelumnya masih ada beberapa borongan, satu orang bisa beli 20-30 bendera. Kali ini tidak ada sama sekali," tuturnya.
Baca: Tahun Depan, Pemerintah Alokasikan Anggaran Kesehatan Rp255,3 Triliun
Hal senada disampaikan penjual bendera lainnya berasal dari Bandung, Somad, 72. Pria yang indekos sementara di daerah Purwpnegaran, Laweyan, Solo tersebut sudah berjualan bendera musiman sejak 1980-an. Baginya, selama pandemi covid-19 merupakan kondisi paling parah ketimbang sebelum pandemi.
"Dulu awal Agustus saja sudah ramai penjualannya. Sekarang sampai menjelang tanggal 17 Agustus masih sepi. Tapi masih ada pemasukan," ungkapnya.
Somad menjual bendera dengan berbagai macam ukuran, serta umbul-umbul warna-warni. Menurutnya, hingga kini masih banyak peminat bendera merah putih dengan berbagai ukuran dibandingkan dengan umbul-umbul warna-warni.
"Harga sekitar Rp35 ribu per bendera hingga Rp350 ribu untuk bendera yang ukuran besar. Masih lebih banyak peminat bendera biasa dibandingkan umbul-umbul. Sedikit banyak yang terjual tetap disyukuri, sekarang lagi banyak yang susah," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)