Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memikirkan kemungkinan penerapan penutupan akses wilayah atau lockdown menyusul lonjakan kasus covid-19 dalam sepekan terakhir. Berbagai upaya disebut sudah mentok.
"Kalau sudah seperti ini belum tentu bisa cari jalan keluar. Satu-satunya cara ya lockdown," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat, 18 Juni 2021.
Kasus positif covid-19 di DIY bertambah 534 dan 595 dalam dua hari terakhir. Sementara, sejak 10-15 Juni, penambahan kasus selalu di atas 400.
Sri Sultan mengatakan, upaya pengetatan dan pengawasan mobilitas warga sudah dilakukan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang kembali diperpanjang hingga 28 Juni 2021. Pemerintah tingkat bawah, dari RT hingga desa, telah dilibatkan dalam upaya pengendalian potensi penularan korona.
"Okupansi bed rumah sakit sebelumnya hanya 36 persen, tapi menjadi 75 persen hanya dalam waktu seminggu terakhir," tambah dia.
Ia mengaku, sejumlah upaya yang dijalankan telah gagal. Sri Sultan menilai, masyarakat sulit mendisiplinkan diri untuk mengurangi mobilitas dan mematuhi protokol kesehatan.
Baca: Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Tangerang Penuh
Oleh karena itu, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi dengan para dokter rumah sakit hingga kepala daerah untuk mengambil respons. Di sisi lain, pihaknya meminta setiap warga yang positif covid-19 tidak melakukan isolasi mandiri jika tak memiliki kamar mandiri terpisah dan fasilitas pendukung lain.
Sri Sultan meminta pemerintah desa menyediakan tempat isolasi berapa pun kapasitasnya. "Meskipun, memang banyak yang meninggal usia 50 tahun ke atas. Kalau kapasitas rumah sakit sudah tak mampu lagi, terus mau apa?" tutur dia.
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memikirkan kemungkinan penerapan
penutupan akses wilayah atau
lockdown menyusul lonjakan kasus
covid-19 dalam sepekan terakhir. Berbagai upaya disebut sudah mentok.
"Kalau sudah seperti ini belum tentu bisa cari jalan keluar. Satu-satunya cara ya
lockdown," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat, 18 Juni 2021.
Kasus positif covid-19 di DIY bertambah 534 dan 595 dalam dua hari terakhir. Sementara, sejak 10-15 Juni, penambahan kasus selalu di atas 400.
Sri Sultan mengatakan, upaya pengetatan dan pengawasan mobilitas warga sudah dilakukan dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro yang kembali diperpanjang hingga 28 Juni 2021. Pemerintah tingkat bawah, dari RT hingga desa, telah dilibatkan dalam upaya pengendalian potensi penularan korona.
"Okupansi
bed rumah sakit sebelumnya hanya 36 persen, tapi menjadi 75 persen hanya dalam waktu seminggu terakhir," tambah dia.
Ia mengaku, sejumlah upaya yang dijalankan telah gagal. Sri Sultan menilai, masyarakat sulit mendisiplinkan diri untuk mengurangi mobilitas dan mematuhi protokol kesehatan.
Baca:
Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Tangerang Penuh
Oleh karena itu, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi dengan para dokter rumah sakit hingga kepala daerah untuk mengambil respons. Di sisi lain, pihaknya meminta setiap warga yang positif covid-19 tidak melakukan isolasi mandiri jika tak memiliki kamar mandiri terpisah dan fasilitas pendukung lain.
Sri Sultan meminta pemerintah desa menyediakan tempat isolasi berapa pun kapasitasnya. "Meskipun, memang banyak yang meninggal usia 50 tahun ke atas. Kalau kapasitas rumah sakit sudah tak mampu lagi, terus mau apa?" tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)