Lampung Selatan: Penyesuaian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah membuat aktivitas melaut nelayan di Kabupaten Lampung Selatan lumpuh. Sejumlah nelayan enggan melaut dan memilih libur menangkap ikan karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
Para nelayan yang sebagian besar menggunakan BBM jenis solar keberatan untuk membeli bahan bakar kapal karena mengalami kenaikan harga.
"Mending libur ketimbang rugi akibat tidak sesuai dengan hasil tangkapan ikan," kata Winarno, 42, salah satu nelayan di Dermaga Bom, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa, 13 September 2022.
Winarno mengaku terpaksa tidak melaut untuk sementara waktu, pasalnya uang yang dimilikinya tidak cukup untuk modal mengisi bahan bakar kapal. "Ini lagi enggak melaut, karena nggak cukup modal buat isi solar," kata dia.
Winarno mengaku dalam sekali melaut, perahu kapal miliknya menghabiskan solar sebanyak 150 liter. "Kalau sekali perjalanan kami melaut itu bisa habis 150 liter, mulai bergerak dari Dermaga Bom, Pulau Sebesi, GAK, dan kembali sandar lagi minyaknya sudah habis," katanya.
Hal yang sama di katakan Hanabi, 40, nelayan lainnya, menurutnya saat ini sedang terang bulan sehingga hasil tangkapan ikan berkurang.
"Saat ini melaut lagi susah karena selain solar mahal juga terkendala angin kencang dan sedang terang bulan, sehingga hasil tangkapan berkurang dan bikin kami semakin terjepit," kata dia.
Menurutnya, ketersedian solar di SPBU-N Mina Dermaga 29.355.03, Dermaga Bom saat ini lebih dari cukup. "Kalau solar sih ada, banyak malah. Hanya harganya saja yang mahal. Kemarin-kemarin saat harga BBM belum naik susah nyarinya. Saya saja bawa solarnya dari Telukbetung (Bandar Lampung)," katanya.
Lampung Selatan: Penyesuaian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah membuat aktivitas melaut
nelayan di Kabupaten Lampung Selatan lumpuh. Sejumlah nelayan enggan melaut dan memilih libur menangkap ikan karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
Para nelayan yang sebagian besar menggunakan
BBM jenis solar keberatan untuk membeli bahan bakar kapal karena mengalami kenaikan harga.
"Mending libur ketimbang rugi akibat tidak sesuai dengan
hasil tangkapan ikan," kata Winarno, 42, salah satu nelayan di Dermaga Bom, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa, 13 September 2022.
Winarno mengaku terpaksa tidak melaut untuk sementara waktu, pasalnya uang yang dimilikinya tidak cukup untuk modal mengisi bahan bakar kapal. "Ini lagi enggak melaut, karena nggak cukup modal buat isi solar," kata dia.
Winarno mengaku dalam sekali melaut, perahu kapal miliknya menghabiskan solar sebanyak 150 liter. "Kalau sekali perjalanan kami melaut itu bisa habis 150 liter, mulai bergerak dari Dermaga Bom, Pulau Sebesi, GAK, dan kembali sandar lagi minyaknya sudah habis," katanya.
Hal yang sama di katakan Hanabi, 40, nelayan lainnya, menurutnya saat ini sedang terang bulan sehingga hasil tangkapan ikan berkurang.
"Saat ini melaut lagi susah karena selain solar mahal juga terkendala angin kencang dan sedang terang bulan, sehingga hasil tangkapan berkurang dan bikin kami semakin terjepit," kata dia.
Menurutnya, ketersedian solar di SPBU-N Mina Dermaga 29.355.03, Dermaga Bom saat ini lebih dari cukup. "Kalau solar sih ada, banyak malah. Hanya harganya saja yang mahal. Kemarin-kemarin saat harga BBM belum naik susah nyarinya. Saya saja bawa solarnya dari Telukbetung (Bandar Lampung)," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)