Kebumen: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti penanaman mangrove bersama warga Kali Ijo, Kebumen, Jawa Tengah, pada Rabu sore, 27 Juli 2022. Upaya penanaman mangrove telah dilakukan warga sejak tahun 80-an hingga kini.
"Untuk pariwisata ternyata ini bagus sekali kalau kita lihat sejarahnya sejak tahun 80-an ternyata, tidak mudah untuk bisa membikin hutan mangrove sebagus ini," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
Ganjar mendorong pengembangan potensi pariwisata kawasan muara Kali Ijo. Khususnya wisata alam dan kuliner yang menghidangkan ikan laut dan kepiting.
"Sekarang kita coba kembangkan lagi pariwisatanya. Karena tadi di sana budi daya ikan sama kepiting. Kalau itu terjadi, maka saya harapkan ada tidak hanya sekedar budi daya tapi produksinya," ucap Ganjar.
Sementara itu, masyarakat muara Kali Ijo kerap menghadapi abrasi dan intrusi laut atau masuknya air laut ke lapisan tanah sehingga terjadi percampuran air laut dengan air tanah. Hal itu sangat memengaruhi lahan pertanian warga.
Oleh sebab itu, kata Ganjar, penanaman mangrove secara berkelanjutan merupakan bentuk ikhtiar masyarakat dan pemerintah. Hal itu demi mengurangi tingkat abrasi dan intrusi laut di muara Kali Ijo.
"Nah sekarang yang masih persoalan intrusi laut yang di lahan pertanian sebelahnya. Kalau kita lihat, kalau mangrovenya mulai tinggi, akan jadi bagian untuk membereskan soal intrusi laut. Mudah-mudahan sukses," ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan setidaknya butuh tiga tahun untuk melihat hasil penanaman mangrove. Kawasan muara Kali Ijo juga akan dijadikan sebagai kawasan ekosistem dan ekowisata di Kebumen.
Pasalnya, potensi wisata di muara Kali Ijo cukup tinggi. Selain hutan mangrove, juga terdapat budi daya beragam ikan laut dan kepiting.
Kebumen: Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo mengikuti penanaman
mangrove bersama warga Kali Ijo, Kebumen, Jawa Tengah, pada Rabu sore, 27 Juli 2022. Upaya penanaman mangrove telah dilakukan warga sejak tahun 80-an hingga kini.
"Untuk pariwisata ternyata ini bagus sekali kalau kita lihat sejarahnya sejak tahun 80-an ternyata, tidak mudah untuk bisa membikin hutan mangrove sebagus ini," kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
Ganjar mendorong pengembangan potensi
pariwisata kawasan muara Kali Ijo. Khususnya wisata alam dan kuliner yang menghidangkan ikan laut dan kepiting.
"Sekarang kita coba kembangkan lagi pariwisatanya. Karena tadi di sana budi daya ikan sama kepiting. Kalau itu terjadi, maka saya harapkan ada tidak hanya sekedar budi daya tapi produksinya," ucap Ganjar.
Sementara itu, masyarakat muara Kali Ijo kerap menghadapi abrasi dan intrusi laut atau masuknya air laut ke lapisan tanah sehingga terjadi percampuran air laut dengan air tanah. Hal itu sangat memengaruhi lahan pertanian warga.
Oleh sebab itu, kata Ganjar, penanaman mangrove secara berkelanjutan merupakan bentuk ikhtiar masyarakat dan pemerintah. Hal itu demi mengurangi tingkat abrasi dan intrusi laut di muara Kali Ijo.
"Nah sekarang yang masih persoalan intrusi laut yang di lahan pertanian sebelahnya. Kalau kita lihat, kalau mangrovenya mulai tinggi, akan jadi bagian untuk membereskan soal intrusi laut. Mudah-mudahan sukses," ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan setidaknya butuh tiga tahun untuk melihat hasil penanaman mangrove. Kawasan muara Kali Ijo juga akan dijadikan sebagai kawasan ekosistem dan ekowisata di Kebumen.
Pasalnya, potensi wisata di muara Kali Ijo cukup tinggi. Selain hutan mangrove, juga terdapat budi daya beragam ikan laut dan kepiting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)