Petani padi memanfaatkan lahan rawa tadah hujan di Kelurahan Keramasan, Kertapati, Palembang, Sumatra Selatan. ANTARA/M Riezko Bima Elko P
Petani padi memanfaatkan lahan rawa tadah hujan di Kelurahan Keramasan, Kertapati, Palembang, Sumatra Selatan. ANTARA/M Riezko Bima Elko P

Petani di Palembang Dapat Sosialisasi Mitigasi Bencana

Antara • 26 September 2022 22:39
Palembang: Pemerintah Kota Palembang, Sumatra Selatan, mulai menyosialisasikan upaya mitigasi kebencanaan kepada para petani agar terhindar dari dampak kerusakan-gagal panen.
 
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palembang, Sayuti, mengatakan sosialisasi tersebut dilakukan masif setelah kota Palembang menjadi salah satu daerah berstatus waspada bencana hidrometeorologi, seiring adanya potensi peningkatan curah hujan yang berlangsung hingga awal tahun 2023.
 
Kondisi cuaca tersebut dihimpun dari surat edaran gubernur, yang melaporkan hasil analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) daerah setempat kalau hidrometeorologi dapat menimbulkan banjir dan puting beliung.

"Ada sebanyak 335 orang anggota kelompok tani di kota Palembang yang menjadi sasaran sosialisasi upaya mitigasi kebencanaan dari tim tenaga penyuluh pertanian tersebut," kata Sayuti saat dikonfirmasi di Palembang, Senin, 26 September 2022.
 
Baca: Semburan Lumpur di Ogan Ilir Tak Mengandung Gas Mudah Terbakar

Ratusan petani itu memiliki komoditas tanaman padi yang memanfaatkan lahan rawa dengan luas total 3.400 hektare tersebar di Kecamatan Gandus, Kertapati, Kalidoni, Plaju, Talang Jambe dan Alang-alang Lebar.
 
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya memberikan pemahaman terkait status atau kondisi cuaca, waktu penanaman benih, hingga pengecekan kondisi sumber air (irigasi, embung, waduk dan sejenisnya) kepada para petani.
 
"Mayoritas memanfaatkan sawah lebak atau rawa dan musim tanamnya hanya satu kali, dan sudah panen awal September tadi. Tapi beberapa petani dengan luas lahan 500 hektare lainnya biasanya memiliki dua kali musim tanam, nah atas kondisi cuaca saat ini mereka kami beri pemahaman supaya tidak berujung kegagalan panen," jelasnya.
 
Di sisi lain, Sayuti menyebut secara keseluruhan Palembang tidak terlalu terdampak pada kondisi anomali cuaca yang terjadi saat ini.
 
Pada musim panen yang baru selesai, Kota Palembang berada dalam kondisi yang cukup produktif yakni dengan jumlah rata-rata menghasilkan 5-7 ton padi dari 3.400 hektare lahan rawa lebak yang dimanfaatkan.
 
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan sebanyak tujuh kabupaten-kota berstatus waspada bencana hidrometeorologi lantaran BMKG memprakirakan daerah ini bakal mengalami hujan intensitas tinggi hingga triwulan pertama tahun 2023.
 
Ketujuh kabupaten-kota tersebut antara lain, Kota Palembang (Kecamatan Bukit Kecil, Gandus, Ilir Barat 1, Ilir Barat II, Ilir Timur 1, Ilir Timur II, Kalidoni, Kertapati, Plaju, Seberang Ulu 1, Seberang Ulu 2).
 
Kabupaten Banyuasin (Air Kumbang, Air Salek, Mekarti Jaya, Muara Padang, Muara Telang, Sumber Marga Telang). Kabupaten Muara Enim (Lawang Kidul, Lubai, Lubai Ulu, Semendo Darat, Semendo Tengan, Tanjung Agung).
 
Kabupaten Ogan Komering Ulu (Baturaja Barat, Baturaja Timur, Lengkit, Lubuk Batang, Muara Jaya, Pengandonan, Semidang Aji, Sosoh Buai Rayap, Ulu Ogan), Ogan Komering Ilir (Air Sugihan), Kabupaten Musi Rawas (Selangit), dan Kota Pagaralam (Tanjung Tebat).
 
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (BPR Ranau Tengah, Buay Runjung, Kisam Tinggi, Mekakau Ilir, Runjung Agung, Sindang Danau), dan Kabupaten Lahat (Kota Agung, Merapi Selatan, Mulak Ulu, Pagar Gunung, Pulau Pinang).
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan